<p>Ilustrasi: Nasabah mencari informasi mengenai kredit pemilikan (KPR) di kantor pusat Menara BTN, Gajahmada, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

BTN Dapat Tambahan Kuota KPR Bersubsidi18.500 Unit

  • Bantuan tersebut akan disalurkan melalui skema  Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)

Industri

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Pemerintah semakin serius menggenjot sektor properti sebagai motor penggerak ekonomi pada tahun ini. Seusai memperpanjang diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pembelian rumah, pemerintah memperkuat bauran kebijakan dengan menambah kuota Kredit Pemilik Rumah (KPR) subsidi.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebagai perusahaan pelaksana kredit mendapat tambahan 18.500 kuota KPR dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bantuan tersebut akan disalurkan melalui skema  Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah memberi tambahan kuota pada awal kuartal III-2021 ini. Karena tambahan kuota ini memang kami perlukan di tengah permintaan rumah subsidi yang tinggi,” ujar Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar, Minggu, 9 Agustus 2021.

Fasilitas bantuan subsidi ini bakal ditujukan bagi kepemilikan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hirwandi menyatakan tambahan kuota ini menjadi katalisator untuk meningkatkan realisasi penyaluran kredit pada semester II-2021.

Hingga Juli 2021, Bank BTN tercatat telah menyalurkan KPR FLPP sebanyak 76.381 unit. Adapun total kuota KPR FLPP BTN pada tahun ini mencapai 103.562 unit.

Hirwandi membidik setidaknya ada 64.654 unit penyaluran KPR FLPP baru pada sisa tahun ini. Potensi itu, kata Hirwandi, terbuka lebar seiring adanya pemulihan ekonomi masyarakat sejak kuartal II-2021.

“Kami berharap pada kuartal empat 2021 pemerintah akan menambah lagi kuota KPR FLPP sebanyak 36.500 unit. Itu sesuai permintaan dan potensi penyaluran KPR FLPP masih cukup tinggi hingga akhir tahun ini,” kata Hirwandi.

Untuk diketahui, kinerja BTN hingga akhir semester I-2021 masih mencatatkan pertumbuhan. Emiten pelat merah ini telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp265,9 triliun pada kuartal II-2021, tumbuh 5,59% secara tahunan atau year on year (yoy).

Penyaluran kredit BTN untuk KPR subsidi naik 11,17% yoy menjadi Rp126,29 triliun, sedangkan KPR non-subsidi tumbuh 0,90% yoy menjadi Rp80,59 triliun. Kredit konsumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47% yoy menjadi Rp5,43 triliun. 

Tak hanya kenaikan penyaluran, BTN juga mencatat perbaikan pada kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross BTN membaik sebesar 61 bps ke level 4,10% dari 4,71% di periode yang sama tahun lalu. 

Penurunan NPL tersebut juga disertai peningkatan pencadangan sebesar 1.282 bps dari 107,90% pada kuartal II-2020 menjadi 120,72% di kuartal II-2021.

Dengan ekspansi kredit tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan bunga sebesar 1,39% yoy. Beban bunga juga berhasil ditekan turun sebesar 13,63% yoy sehingga pendapatan bunga bersih BTN melonjak di level 28,18% yoy.

Ditambah berbagai perbaikan proses bisnis lain, laba bersih BTN tercatat tumbuh di level 19,87% yoy menjadi Rp920 miliar pada kuartal II-2021 dari Rp768 miliar di periode yang sama tahun lalu.