PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar akad Kredit Pemilikan Rumag (KPR) massal serentak di seluruh Indonesia untuk sekitar 10.000 unit rumah pada Selasa, 8 Agustus 2023.
Finansial

BTN Gelar Akad Massal KPR, Erick Thohir Sentil Pengembang Perumahan

  • BTN menggelar akad massal KPR serentak di seluruh Indonesia untuk sekitar 10.000 unit rumah.

Finansial

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar akad Kredit Pemilikan Rumag (KPR) massal serentak di seluruh Indonesia untuk sekitar 10.000 unit rumah pada Selasa, 8 Agustus 2023. 

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan KPR yang dilakukan meliputi KPR Bersubsidi, KPR Nonsubsidi, pembiayaan syariah dan KUR dengan jumlah 10.000 unit.

Saat ini, lanjut Nixon, Bank BTN juga fokus mendukung upaya pemerintah mengintegrasikan pembangunan perumahan dengan sarana transportasi massal atau transit oriented development (TOD). 

Dia mencontohkan seperti Akad KPR Massal yang dilakukan di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, karena perumahan tersebut dekat dengan Stasiun Tigaraksa dan Stasiun Tenjo.

“Perumahan Puri Delta Tigaraksa ini sesuai dengan Konsep TOD, karena jarak dengan stasiun dekat sekali. Ini akan memudahan mobilisasi mereka yang bekerja di Ibu Kota Jakarta,” tegas Nixon.

Lebih lanjut, Nixon menjelaskan tahun ini Bank BTN menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan rumah subsidi baik KPR FLPP maupun KPR Tapera sekitar Rp182.250 unit dengan nilai mencapai Rp26,77 triliun. Target Bank BTN tersebut sekitar 80% dari total target pemerintah 2023 baik KPR FLPP maupun KPR Tapera yang sekitar 230.000 unit.

Untuk mencapai target tersebut, Nixon mengungkapkan, salah satu yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan BP Tapera meluncurkan produk Tabungan BTN Rumah Tapera. Produk tabungan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh kalangan pekerja informal untuk bisa mendapatkan pembiayaan rumah subsidi melalui kredit pemilikan rumah (KPR) berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Kerja sama dengan BP Tapera akan mengakomodasi para pekerja sektor informal yang belum memiliki rumah melalui skema Saving Plan. Sehingga diharapkan potensi pembiayaan rumah untuk sektor informal dengan skema saving plan akan menambah sekitar 5.000 unit setara dengan potensi penambahan penyerapan nilai pembiayaan sekitar Rp 800 miliar hingga akhir tahun ini,” katanya.

Lebih lanjut Nixon menambahkan, Bank BTN juga sangat concern terhadap pemenuhan rumah untuk kaum milenial.

Hunian Terintegrasi Fasilitas Publik

Dalam kesempatan itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar pengembang yang membangun perumahan rakyat juga harus memikirkan akses publik yang memadai.

Menurut Erick, untuk menarik minat masyarakat memiliki rumah harus disertai dengan berbagai fasilitas seperti sekolah, layanan kesehatan, hingga kemudahan transportasi publik.

"Ketika membangun, kawasannya juga perlu diperhitungkan, akses publiknya ada. Percuma punya rumah tapi jauh dari akses publik untuk bekerja, apalagi mesti bawa anak ke sekolah," ujar Erick.

Erick menyampaikan, pemerintah pusat dan daerah selalu bersinergi untuk membangun kawasan pemukiman yang ideal bagi masyarakat. Ketersediaan air bersih, listrik, infrastruktur dan fasilitas publik diharapkan dapat dihadirkan seiring dengan pembangunan perumahan.

Ia juga meminta pembangunan kawasan terpadu bagi masyarakat dengan berbagai fasilitas lengkap mulai dari sarana olahraga hingga tempat rekreasi.

"Salah satu yang kita dorong di Perumnas adalah membangun kawasan terpadu, tetapi tidak landed, tapi bertingkat tapi diberikan tempat olahraga, kolam renang yang tertutup, klinik kesehatan dan tempat berekreasi," kata Erick.