<p>Ilustrasi kredit pemilikan rumah (KPR). / Pixabay</p>
Perbankan

BTN Guyur KPR ke Sektor Informal Senilai Rp52 T, Ini Detailnya

  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah mengalirkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke sektor informal sebanyak sekitar 410.000 unit sejak 47 tahun lalu.
Perbankan
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN telah mengalirkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke sektor informal sebanyak sekitar 410.000 unit, dengan total sekitar Rp52 triliun, sejak 47 tahun lalu saat menjadi bank penyalur KPR pertama pada Desember 1976.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebutkan dalam lima tahun terakhir perseroan telah menyalurkan KPR ke sektor informal untuk sekitar 133.000 unit, dengan total sekitar Rp22 triliun. 

“Sektor informal menjadi fokus kami dalam lima tahun terakhir. Kami telah menyalurkan pembiayaan perumahan kepada driver ojek online, pedagang pasar, marbot masjid istiqlal, tukang cukur garut, guru honorer di daerah Kendal dan sektor informal lainnya,” ujar Nixon dalam siaran pers pada Senin, 5 Februari 2024. 

Ia berpendapat bahwa sektor pekerja informal dianggap sebagai segmen yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam bisnis jasa layanan perbankan. Selain dari skala yang besar, tantangan utama bagi bank adalah menyediakan solusi bagi pekerja informal yang masih belum mengakses layanan keuangan.

Untuk itu, lanjut Nixon panggilan akrabnya mengungkapkan jika perseroan bersama pemerintah dan BP Tapera terus berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pekerja informal dalam memiliki rumah yang layak huni. 

Setelah sebelumnya, pemerintah menerbitkan skema KPR sektor informal dengan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). 

Kini BTN berkolaborasi dengan BP Tapera meluncurkan produk Tabungan BTN Rumah Tapera yang menyasar kalangan pekerja informal melalui kredit pemilikan rumah (KPR) berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). 

Nixon menuturkan, Tabungan BTN Rumah Tapera ini dapat menjadi solusi bagi pekerja informal untuk mendapatkan fasilitas FLPP. “Kita harus bisa kalahkan asumsi yang selama ini menyebutkan bahwa sektor informal itu risikonya tinggi, sehingga sulit untuk mendapatkan KPR,” ungkapnya.

Nixon lebih lanjut menyatakan bahwa sektor perumahan, khususnya pada segmen perumahan sederhana, memiliki dampak multiplier yang sangat signifikan. Terdapat sekitar 185 sub-sektor pendukung perumahan yang ikut berkontribusi dalam ekosistem pengembangan perumahan. "Rumah sederhana juga menggunakan sekitar 90% produk lokal untuk membangun satu unit rumah." 

Dari perspektif tenaga kerja, katanya, sektor perumahan memberikan peluang untuk mengembangkan lapangan kerja di Indonesia karena setiap rata-rata 1 rumah membutuhkan 5 tenaga kerja. Dengan demikian, jika ada pembangunan 100.000 unit rumah, dibutuhkan sebanyak 500.000 orang tenaga kerja