<p>BTN Syariah / Dok. Perseroan</p>
Perbankan

BTN Syariah Catat Kenaikan Laba hingga 110,5 Persen

  • Rasio profitabilitas BTN Syariah juga mengalami perbaikan yang signifikan, dengan imbal aset (return on asset/ROA) yang naik 55 basis poin (bps) ke level 1,29% pada tahun 2023 dari posisi sebelumnya di level 0,74% pada tahun 2022.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat pencapaian luar biasa dengan pertumbuhan laba bersih mencapai Rp702,33 miliar pada tahun 2023 dengan pertumbuhan mencapai 110,5%. 

BTN Syariah mencatat pendapatan dari penyaluran dana sebesar Rp3,56 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 33,12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,68 triliun pada tahun 2022. 

Pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga mengalami peningkatan yang mencolok, mencapai Rp2,19 miliar, tumbuh 17,69% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,86 triliun pada tahun 2022.

Pertumbuhan laba BTN Syariah juga dipicu oleh peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp91,81 miliar, yang mencatat pertumbuhan sebesar 18,11% dari tahun sebelumnya, yaitu Rp77,73 miliar pada tahun 2022. 

Selain itu, BTN Syariah melaporkan adanya penyusutan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 91,52% secara tahunan (year-on-year/yoy), atau menjadi Rp51,13 miliar pada tahun 2023 dari posisi pada tahun 2022 sebesar Rp602,66 miliar.

Rasio profitabilitas BTN Syariah juga mengalami perbaikan yang signifikan, dengan imbal aset (return on asset/ROA) yang naik 55 basis poin (bps) ke level 1,29% pada tahun 2023 dari posisi sebelumnya di level 0,74% pada tahun 2022. 

Dari sisi intermediasi, perseroan mencatatkan penyaluran pembiayaan syariah hingga Desember 2023 dengan total mencapai Rp37,11 triliun, mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,36%.

Pembiayaan tersebut secara rinci terdiri dari Rp32,49 triliun pembiayaan berbasis piutang, Rp4,62 triliun pembiayaan bagi hasil, dan pembiayaan sewa sebesar Rp1,45 miliar. 

Akibatnya, aset BTN Syariah tumbuh sebesar 19,75% menjadi Rp54,29 triliun dari periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp45,34 triliun pada tahun 2022. 

Sejalan dengan peningkatan penyaluran pembiayaan, BTN Syariah mencatat perbaikan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) secara gross menjadi 2,39% pada tahun 2023, mengalami penurunan sebesar 92 bps dari 3,31% pada tahun 2022. Sementara NPF net tetap stabil di level 0% sejak tahun 2022.

Terakhir, dalam hal pendanaan dari pihak ketiga, BTN Syariah berhasil mencapai Rp41,8 triliun sepanjang tahun 2023, menunjukkan pertumbuhan sebesar 20,68% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp34,64 triliun pada tahun 2022. 

Dana murah alias current account savings account (CASA) juga mencapai Rp20,92 triliun, mencatat pertumbuhan sebesar 38,35% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,12 triliun pada tahun 2022.

BTN Catat Laba Bersih Rp3,5 Triliun pada 2023

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN) mengumumkan prestasi gemilang dengan mencapai laba bersih sebesar Rp3,5 triliun sepanjang tahun 2023. 

Pencapaian ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, mencatatkan kenaikan sebesar 14,94% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,04 triliun. 

Pertumbuhan laba bersih ini didorong oleh peningkatan dalam penyaluran kredit dan pembiayaan, serta peningkatan fee based income perusahaan pada tahun 2023. 

Selama tahun 2023, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun, mengalami peningkatan sebesar 11,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 298,28 triliun. 

Pertumbuhan yang signifikan ini melebihi pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh industri perbankan nasional secara keseluruhan, yang mencapai 10,38% pada tahun 2023. Kredit BTN pada tahun 2023 masih didominasi oleh kredit ke sektor perumahan.

Pertumbuhan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi pada tahun 2023 mencapai 10%, mencapai total sebesar Rp161,74 triliun, dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp145,86 triliun. 

Sementara itu, KPR Nonsubsidi juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,5%, meningkat dari Rp87,82 triliun pada 2022 menjadi Rp96,17 triliun pada 2023. 

Selain pertumbuhan di sektor kredit, BTN berhasil menurunkan tingkat Non-Performing Loan (NPL) gross menjadi 3% pada tahun 2023, mengalami penurunan yang signifikan dari 2022 yang mencapai 3%.  

Dalam hal penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BTN mencatat prestasi dengan berhasil mengumpulkan total dana sebesar Rp349,93 triliun pada tahun 2023, mengalami peningkatan sebesar 8,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp321,93 triliun. 

Dari jumlah tersebut, kontribusi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp188 triliun, mengalami kenaikan sebesar 20,4% dibandingkan 2022 yang mencapai Rp156 triliun. Dengan pertumbuhan ini, komposisi dana murah BTN mencapai 53,7% terhadap total DPK.

BTN membukukan total aset sebesar Rp439 triliun sepanjang tahun 2023. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 9,1% dibandingkan dengan total aset pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 402 triliun.