BTN Tawarkan 3 Skema KPR Subsidi Untuk Program 3 Juta rumah
- Solusinya adalah memanfaatkan lahan pemerintah, negara, dan BUMN untuk membangun apartemen yang terjangkau.
Properti
JAKARTA- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengusulkan tiga skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mewujudkan program 3 juta rumah. Program yang dicanangkan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu kepada wartawan di Menara BTN Jakarta Selasa 15 Oktober 2024 mengatakan skema pertama yaitu rumah desa, dengan target membangun atau merenovasi sekitar 2 juta rumah di desa yang tidak layak huni.
Menurut Nixon, sebanyak 24 juta dari 27 juta rumah pelanggan listrik 450 watt, atau lebih dari 90 persen, tergolong rumah tidak layak huni. “Untuk itu, skema ini akan difokuskan pada pembangunan atau renovasi rumah-rumah desa yang tidak layak huni,” katanya.
- Janji Akomodasi Masukan Soal RPMK Kemasan Polos Rokok, Kemenkes Akui Pentingnya Pelibatan Buruh
- Kurangnya Kesadaran Sektor Swasta Jadi Penghambat Penetrasi Asuransi di Indonesia
- Komitmen Investasi WK Amanah-Melati Tembus Rp233 Miliar
Skema kedua adalah rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Skema ini mirip program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), namun dengan sejumlah penyesuaian.
Skema ini menyasar masyarakat yang tinggal di wilayah suburban, seperti Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Purwakarta, atau daerah lainnya seperti Serang dan Silgon.
Skema terakhir adalah rumah urban yang menargetkan masyarakat berpenghasilan Rp12 juta hingga Rp15 juta per bulan. Fokusnya adalah menyediakan hunian bagi pekerja di daerah urban yang tidak mampu membeli rumah di pusat kota karena harga yang terlalu tinggi. “Solusinya adalah memanfaatkan lahan pemerintah, negara, dan BUMN untuk membangun apartemen yang terjangkau,” katanya.
Dia mencontohkan pembangunan hunian di atas lahan stasiun kereta (TOD) atau di lahan-lahan emda seperti PD Pasar Jaya, di mana di bawahnya bisa dibangun 2-3 lantai untuk pasar dan di atasnya apartemen dengan harga sekitar Rp400 juta hingga Rp500 juta. Dia menghitung harga jual ini terjangkau oleh KPR dengan tenor 25-30 tahun.
“Harga lahan di kota-kota besar sudah tidak terjangkau, sehingga solusi yang paling sesuai adalah hunian vertikal,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan program pembangunan tiga juta rumah merupakan target dalam setahun. Sehingga satu periode pemerintahan selama 5 tahun bisa terdapat 15 juta rumah yang terbangun.
Menurut Hashim program pembangunan tiga juta rumah setiap tahun itu terdiri dari pembangunan 1 juta apartemen di perkotaan per tahun dan dua juta unit rumah di pedesaan per tahun.