<p>Gedung BTN. / Btn.co.id</p>
Industri

BTN Tawarkan Obligasi Rp1,5 Triliun Demi Genjot KPR Subsidi

  • Sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) BTN tahun 2020-2022, penerbitan obligasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV tahap I 2020 dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun.

Direktur Finance, Planning and Treasury BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan, obligasi tersebut terbagi ke dalam tiga seri dengan tenor dan indikasi kupon yang berbeda-beda.

BTN merilis Obligasi Berkelanjutan IV dalam tiga seri dengan indikasi kupon yang berbeda di setiap serinya,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020.

Obligasi Seri A bertenor 370 hari dengan indikasi kupon sebesar 6,25%-7,15%. Seri B dengan tenor tiga tahun dan indikasi kupon sebesar 7,4%-8,4%. Sedangkan, Seri C dengan tenor lima tahun dan rentang indikasi kupon sebesar Rp7,9%-8,9%.

Genjot KPR Subsidi

Sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) BTN tahun 2020-2022, penerbitan obligasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan.

Target sasaran pun menyasar para pemilik atau pengelola dana baik perbankan, manajer investasi, maupun dana pensiun. Sementara itu, penawaran obligasi ini telah dibuka sejak 10 Juli lalu dan akan berakhir Kamis, 23 Juli 2020.

Upaya BTN dalam menggenjot pengembangan bisnis pembiayaan perumahan, terlihat salah satunya melalui pinjaman baru yang dikantongi melalui kerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sebesar Rp850 miliar.

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan dana itu nantinya akan digunakan perseroan untuk menggenjot penyaluran kredit rumah (KPR) bersubsidi, baik dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) maupun Subsidi Selisih Bunga (SSB).

“Kerja sama dengan SMF ini kami harapkan dapat menjadi stimulus tambahan dari yang sudah kita lakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui sektor properti agar 170 lebih industri turunannya ikut bergerak,” kata Pahala dalam keterangan resmi.

Tak hanya kerja sama pinjaman atau refinancing, kerja sama tersebut juga ditujukan sebagai transaksi sekuritisasi. Nilai kontrak investasi kolektif (KIK EBA) efek beragun aset BTN sebesar Rp11,65 triliun atau sebanyak 12 kali. (SKO)