Buat Produk Ramah Lingkungan, Nestle Kembangkan Budidaya Daging dengan Teknologi Kultur Sel
- SWISS - Perusahaan pangan asal Swiss Nestle berupaya memuat produk ramah lingkungan. Kali ini, Nestle tengah menjajaki kerjasama untuk melakukan budidaya daging
Tekno
SWISS - Perusahaan pangan asal Swiss Nestle berupaya memuat produk ramah lingkungan. Kali ini, Nestle tengah menjajaki kerjasama untuk melakukan budidaya daging dengan menggunakan teknologi kultur sel.
Menggandeng perusahaan rintisan asal Israel, Future Meat Technologies, Nestle mengembangkan bididaya daging dengan menggunakan bahan-bahan nabati.
"Teknologi baru ini dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan," kata Nestle mengutip dari Bussines Insider pada Rabu, 28 Juli 2021.
Guna memahami potensi alternatif daging di masa depan, Nestlé nebggunakan tren ilmiah atau metodologi inovatif yang memungkinkan pembuatan daging buatan, seperti fermentasi sel atau pencetakan 3D.
- Data COVID-19 Kemenkes dan Pemprov Beda, Kematian Selisih 19.000 Lebih
- Tak Peduli Pandemi dan Didepak dari LQ45, BTPN Syariah Raih Laba Rp 770 Miliar di Kuartal II-2021
- Kapasitas 352 Tempat Tidur, RS Darurat Asrama Haji Donohudan Siap Operasi 2 Agustus
Setelah melakukan sejumlah percobaan, akhirnya kedua perusahaan ini mampu menciptakan metode kultur sel yang hemat biaya. Teknologi tersebut kemudian dipatenkan.
Saat ini, 100 gram daging ayam yang ditanam dengan metode kultur sel dibanderol dengan harga US$4 dollar. Pada akhir tahun mendatang, Nestle berencana menurunkan harga hingga US$2 dollar.
Rencananya, daging ramah lingkungan ini bakal dijual di pasar Amerika Serikat pada akhir 2022 mendatang.
"Selama bertahun-tahun kami telah berinvestasi dalam keahlian protein kami dan pengembangan teknologi eksklusif untuk alternatif daging nabati, memungkinkan kami untuk terus memperluas berbagai produk lezat dan bergizi kami dengan dampak lingkungan yang lebih rendah," kata Reinhard Behringer, direktur dari Nestlé Institute for Materials Science di Nestlé Research.
Sebelum mengembangkan daging dengan kultur sel, Nestle telah mencoba menciptakan bahan pangan ramah lingkungan lain yang dibuat dari bahan nabati.
Nestlé memiliki pengalaman dalam mengembangkan produk nabati dengan merek Garden Gourmet. Ini juga telah memperluas portofolio alternatif susu dengan meluncurkan minuman berbasis kacang polong di Eropa.
Selamatkan spesies
Upaya budidaya daging sebagai produk ramah lingkungan disebut dapat mencakup segala keuntungan.
Dalam laporan Appetite for Destruction, budidaya daging dapat mengurangi produksi ternak hingga 50% akan menyelamatkan 12.000 spesies dan 30% hilangnya keanekaragaman hayati setiap tahun.
Selain menyelamatkan spesies, budidaya ini juga setara dengan menghemat 4,45 juta kilometer persegi tanah subur, ukuran gabungan India dan Mongolia. Psalnya, laporan dari Appetite for Destruction menyebut setidaknya ada 60% dari keanekaragaman hayati hilang karena disebabkan oleh peternakan.
Meski begitu, sebuah studi oleh perusahaan konsultan AS, AT Kearney mengemukakan bahwa daging yang dibudidayakan dan pengganti daging bisa mengganggu industri daging global yang bernilai miliaran dolar.
Studi memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari pasokan daging dunia akan didominasi oleh daging alternatif dalam 10 tahun ke depan. Pasar daging budidaya juga diprediksi akan memiliki tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 41% per tahun menggantikan daging hewan pada tahun 2040.