Ukiran di Arch of Titus yang menggambarkan pasukan Romawi yang membawa menorah dari kuil suci Yahudi, The Second Temple.
Dunia

Bukan Gladiator, Posisi Ini Paling Berbahaya di Zaman Romawi Kuno

  • ROMA- Siapa yang tak kenal gladiator, pertarungan yang melibatkan para petarung dengan pertandingan brutal yang mempertaruhkan nyawa.Namun rupanya Gladiator buk
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

ROMA- Siapa yang tak kenal gladiator? Pertunjukan yang melibatkan para petarung dengan pertandingan brutal yang mempertaruhkan nyawa.

Namun rupanya Gladiator bukanlah posisi yang paling berbahaya meski memiliki risiko tinggi yakni kehilangan nyawa. Sebab, menurut sejumlah ahli, para gladiator masih memiliki peluang selamat.

Mengutip National Geographic pada Minggu, 24 Juli 2022, posisi yang paling berbahaya di era Romawi kuno tak lain adalah Kaisar.

Kaisar yang merupakan pimpinan tertinggi dari Romawi diberikan banyak tugas untuk mengatur wilayah kekuasaannya. Tak hanya itu, sebagai seorang kaisar yang bersentuhan dengan politik, ia tentu saja memiliki banyak musuh.

Berdasarkan penelitian, seorang kaisar Romawi cenderung mengalami kematian yang lebih kejam dan berdarah dibanding gladiator.

Seorang peneliti bernama Joseph Saleh memaparkan bahwa sejak 14 hingga 395 Masehi, 43 dari 69 penguasa Romawi meninggal dengan cara yang tak wajar. Artinya, 62% dari seluruh penguasa Romawi pada periode tersebut meninggal lantaran tewas di medan perang atau di tangan pembunuh.

Hal ini bisa menunjukkan bahwa buntut kegagalan dari kepemimpinan seorang kaisar Romawi bisa berujung pada kematian tragis.

Sebagai contoh yang tertulis di jurnal penelitian milik Sejarawan Romawi asal Ohio University, Michael Meckler, salah satu kaisar Romawi yang meninggal secara tragis adalah Publius Septimius Geta pada 211 Masehi.

Saat itu, penguasa yang masih berusia 21 tahun ini tewas di tangan ibunya. Kematian sang penguasa dilakukan sang Ibu atas perintah kakak laki-lakinya, Carcalla.

Carcall yang memerintah selama tujuh tahun kemudian tewas dibunuh saat buang air besar di pinggir jalan.

Hal serupa juga dialami Kaisar Marcus Aurelius Commodus Antoninus, yang memerintah dari tahun 177 hingga 192 Masehi. 

Setelah gagal dibunuh oleh racun, salah satu lawan politiknya mengirimkan seorang algojo yang berprofesi sebagai pegulat. Algojo tersebut menghabisi sang kaisar dengan cara mencekik lehernya ketika sedang mandi.

Punya Pola

Peluang hidup kaisar di masa Romawi Kuno bisa diumpamakan seperti bermain Russian Roulette versi ekstrem. Sebab, peluru yang digunakan tidak hanya satu, namun 4 peluru dalam enam selongsong senjata.

Namun berdasarkan penelitian, kematian kaisar Roma ini ternyata memiliki pola yang sering disebut dengan kurva bak mandi.

Berdasarkan data, Risiko kematian para kaisar Romawi Kuno yang tertinggi adalah pada tahun pertama mereka berkuasa.

Jika seorang penguasa berhasil bertahan pada tahun pertamanya dan tetap hidup selama tujuh tahun berikutnya. Saat itu, kemungkinan kematiannya menurun secara signifikan.

Namun, masa tenggang itu hanya berlangsung empat tahun. Begitu seorang kaisar mencapai tahun ke-12 kekuasaannya, kemungkinan kematiannya melonjak lagi.