Bukan Yuan, Mata Uang Ini Bakal Ancam Dominasi Dolar
- Dalam beberapa bulan terakhir, wacana tentang dedolarisasi telah berkembang.
Fintech
WASHINGTON - Dedolarisasi disebut bisa menjadi kenyataan lantaran mata uang alternatif Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS) dinilai dapat menikmati prospek keberhasilan yang tinggi menggantikan dolar.
Mantan Staf Ekonom di Dewan Penasehat Ekonomi Gedung Putih selama masa Pemerintahan Trump, Joseph Sullivan menulis dalam catatan Kebijakan luar negeri bahwa mata uang yang dikeluarkan oleh BRICS akan menimbulkan ancaman unik terhadap dominasi dolar.
"Ini akan menjadi seperti serikat baru ketidakpuasan yang muncul. Pada skala PDB, mereka secara kolektif lebih besar daripada hegemoni yang berkuasa yakni Amerika Serikatdan seluruh kelas berat G-7 disatukan," Tulisnya sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider Jumat, 12 Mei 2023.
- 5 Fakta Menarik Buku Filosofi Teras
- 4 Filsuf yang Bisa jadi Guru Stoikisme Anda
- Amati dan Cermati, Ini Tanda Anak Anda punya Sifat Perfeksionis
Perlu diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, wacana tentang de-dolarisasi telah berkembang. Ini terjadi lantaran sanksi terhadap Rusia telah mengungkap bahaya ketergantungan yang berlebihan pada dolar.
Hal ini diperparah dengan dengan adanya upaya yang berkembang untuk memperkuat mata uang lain, terutama yuan China.
Sullivan menambahkan, Mata uang BRICS akan membawa keuntungan dibandingkan alternatif yang ada seperti kesepakatan bilateral yang masih menghasilkan hasil yang masih tertahan dalam aset dolar dan memiliki penggunaan terbatas dengan negara lain.
"BRICS juga akan siap untuk mencapai tingkat swasembada dalam perdagangan internasional yang telah menghindari serikat mata uang dunia lainnya," ujar Sullivan.
"Karena serikat mata uang BRICS tidak akan berada di antara negara-negara yang disatukan oleh batas teritorial bersama. Karenanya, anggotanya kemungkinan akan dapat menghasilkan barang yang lebih luas daripada serikat moneter yang ada," tambahnya.
Selain mengikis dominasi dolar dalam perdagangan, mata uang BRICS dapat melemahkan status greenback sebagai mata uang cadangan.
Menurut Sullivan, BRICS dapat mendorong penggunanya untuk membeli aset dalam mata uang baru dengan tabungan mereka dan secara efektif memaksa dan mensubsidi pasar.
Meski mengancam, Sullivan mencatat bahwa Brics masih belum bisa mengakhiri kekuasaan dolar yang masih menyumbang 84,3% dari transaksi lintas batas. Namun tetap saja, keberadaan ini mungkin berkontribusi pada berbagai sektor.