<p>Foto:  Ptba.co.id</p>
Korporasi

Bukit Asam Bidik Produksi Batu Bara 29,5 Juta Ton 2021, Capex Rp3,8 Triliun

  • Emiten tambang pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan kenaikan volume produksi batu bara sekitar 18,95% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 29,5 juta ton pada 2021, dari 24,8 juta ton pada tahun lalu.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten tambang pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan kenaikan volume produksi batu bara sekitar 18,95% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 29,5 juta ton pada 2021, dari 24,8 juta ton pada tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Apollonius Andwie mengatakan bahwa perseroan bakal meningkatkan investasi dalam mengembangkan diversifikasi usaha dengan hilirisasi batu bara pada tahun ini. Total investasi yang direncanakan pada 2021 untuk sektor tersebut sebesar Rp3,8 triliun.

Sepanjang 2020, perseroan mencatat peningkatan kinerja angkutan batu bara menjadi 23,8 juta ton atau naik 3% yoy dari yang telah ditargetkan. Realisasi penjualan batu bara anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum ini juga lebih tinggi 5% dari target 2020 menjadi 26,1 juta ton.

“Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan sepanjang 2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini,” ujar Apollonius melalui keterangan resmi, Jumat 12 Maret 2021.

Dari sisi kinerja keuangan, PTBA mengalami sejumlah tekanan akibat terdampak pandemi COVID-19 yang melanda dunia sepanjang tahun 2020.

Hal tersebut membuat penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India. Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas PTBA.

Akhirnya, pendapatan PTBA anjlok 20,48% yoy menjadi Rp17,33 triliun pada 2020, dari tahun sebelumnya Rp21,79 triliun. Laba bersih perseroan turut amblas hingga 41,17% yoy dari Rp4,06 triliun pada 2019, menjadi Rp2,39 triliun pada tahun lalu.

Apollonius menyatakan, harga batu bara selama tahun 2020 juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batu bara acuan (HBA) sangat berfluktuasi sepanjang 2020.

Berawal di angka US$65,93 per ton di awal Januari 2020 dan sempat menyentuh titik di bawah US$50 per ton pada September 2020. HBA mulai merangkak naik dalam kuartal terakhir tahun lalu yang dan angka US$59,65 per ton pada Desember 2020.

“Meskipun begitu rerata HBA sepanjang 2020 merupakan yang terendah selama 4 tahun terakhir dengan berada pada level US$58,17 per ton,” bebernya. (SKO)