Bulog Siapkan 200 Ribu Ton Beras bagi Penerima Bansos
Perum Bulog menyiapkan stok beras sebanyak 200.000 ton untuk tambahan bantuan sosial (bansos).
Industri
JAKARTA – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menyiapkan stok beras sebanyak 200.000 ton untuk tambahan bantuan sosial (bansos).
Beras tersebut akan diberikan kepada penerima program Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH) selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan masing-masing penerima akan mendapat beras sebanyak 10 kilogram (kg).
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
“Kami berkomitmen untuk memastikan kualitas dan kuantitas beras yang disalurkan. Saat ini, stok yang ada sebanyak 1,4 juta ton yang tersebar di gudang Bulog seluruh Indonesia,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 Juli 2021.
Adapun beras tambahan ini, berasal dari petani yang melakukan panen raya. Budi pun menilai bantuan ini memberikan manfaat untuk kedua belah pihak, yakni masyarakat penerima maupun petani itu sendiri. Terkait hal ini, data penerima BST dan PKH akan segera diterima Bulog.
Tak Ada Impor Beras
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan stok beras di Bulog mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri sehingga tidak ada impor beras dalam waktu dekat.
“Kita bisa pastikan bahwa tidak ada impor dan ketersediaan stok di Bulog itu cukup dan bisa menampung untuk 12 bulan ke depan,” kata Mendag saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin, 5 Juli 2021.
Mendag memaparkan keputusan tersebut dilandasi oleh prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang melansir bahwa hasil panen pada 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 33 juta ton. Selain itu, stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 1,39 juta ton.
“Karena program ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KSPH) atau operasi pasar (OP) itu 80.000 ton per bulan, maka stok 1,39 juta ton ini bisa memenuhi lebih dari satu tahun cadangannya untuk Bulog. Jadi, ini bagus dan saya tidak ada ekspektasi sama sekali untuk mengimpor beras saat ini,” ujar Mendag.
Mendag juga memastikan bahan kebutuhan pokok (bapok) tersedia dengan harga yang stabil selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, mulai dari beras, minyak goreng, telur, daging, hingga bawang merah dan cabai merah.
“Saya pastikan bahwa seluruh bapok yang saya sebutkan mempunyai kecukupan lebih dari dua minggu pada hari ini setidaknya, tapi yang lain lebih dari satu bulan. Semua barang-barang ini ada, stabil, terjangkau, dan mudah-mudahan dalam PPKM Darurat ini, tidak ada permasalahan,” kata Mendag.
Mendag menyatakan harga beras medium pada 2 Juli 2021 berada pada posisi Rp10.500 per kilogram (kg). Angka tersebut sama dengan harga satu bulan sebelumnya yakni 2 Juni 2021 yakni Rp10.500 per kg.
Begitu juga dengan beras premium, yang pada saat ini harganya Rp12.400 per kg, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni Rp12.400 per kg. (LRD)