Foto hasil pengamatan oleh NASA yang menunjukkan suhu berbagai negara yang memanas.
Dunia

Bumi Memanas, NASA Rilis Citra Gelombang Atmosfer yang Selimuti Bumi

  • NASA merilis peta yang menunjukkan suhu udara di permukaan sebagian besar Belahan Bumi Timur yang memperlihatkan penyebaran gelombang panas di bumi.
Dunia
Fadel Surur

Fadel Surur

Author

WASHINGTON D.C. - NASA merilis peta yang menunjukkan suhu udara di permukaan sebagian besar Belahan Bumi Timur yang memperlihatkan penyebaran gelombang panas di bumi. 

Foto itu diproduksi dengan penggabungan pengamatan dengan versi model global Goddard Earth Observing System (GEOS). Model ini menggunakan persamaan matematika untuk menunjukkan proses fisik yang terjadi di atmosfer.

“Meskipun ada pola yang jelas dari 'gelombang atmosfer' dengan nilai panas (lebih merah) dan dingin (lebih biru) bergantian di lokasi yang berbeda, area panas yang ekstrem (dan memecahkan rekor) yang luas ini merupakan indikator jelas bahwa emisi gas rumah kaca oleh aktivitas manusia menyebabkan cuaca ekstrem yang memengaruhi kondisi kehidupan kita,” kata Steven Pawson, Kepala Kantor Modeling dan Asimilasi Global di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, dalam laporannya di earthobservatory.nasa.gov.

Belakangan ini, gelombang panas semakin marak melanda beberapa negara di dunia yang dianggap semakin berbahaya bahkan mematikan.

Beberapa negara di Eropa seperti Portugal, Spanyol, dan Prancis terdampak parah dengan kemunculan kebakaran hutan. 

Menurut laporan, sekitar 3.000 hektar lahan hutan di Portugal terbakar habis dan 1.500 hektar lainnya di Spanyol akibat kebakaran. 

Berbagai negara di Eropa bahkan sempat mencatatkan tingkat panas yang mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. 

Italia mencatatkan suhu tertinggi yang mencapai 40°C dan mengakibatkan bencana lengsernya Gletser Marmolada di Dolomites. Longsoran salju, es, dan batu yang dihasilkan menewaskan 11 pendaki yang sedang melintas.

Badan Meteorologi Inggris belum lama ini mengumumkan peringatan akan suhu ekstrem yang diprediksi akan terus meningkat. Suhu di Inggris yang sempat menyentuh 38°C pada hari Senin, 18 Juli lalu kemungkinan akan melewati rekor yang dicatat pada tahun 2019 lalu yaitu 38,7°C pada akhir pekan nanti.

Di Afrika Utara, Tunisia mengalami gelombang panas dan kebakaran yang merusak tanaman gandum negara itu. Pada 13 Juli lalu di ibu kota Tunis, suhu sempat mencapai 48°C dan memecahkan rekor yang telah bertahan selama 40 tahun.

Di Iran, suhu sepanjang bulan Juli belum menunjukkan penurunan signifikan setelah mencapai titik terik 52°C pada akhir Juni.

Sementara itu, musim panas di China telah membawa tiga gelombang yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur seperti jalan melengkung, tar meleleh, dan genteng runtuh. Pada tanggal 13 Juli lalu, suhu di negara itu menyentuh tingkat 40,9°C. Menurut pencatatan Xujiahui Observatory Shanghai, suhu itu melampaui rekor tertinggi sejak pencatatan pada tahun 1873 silam. 

Kondisi suhu panas dengan kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan berbagai penyakit terhadap kulit manusia. 

Beberapa negara melaporkan kasus pasien yang harus dirawat bahkan tewas akibat sengatan terik matahari yang melewati batas normal.