<p>Proses pemurnian emas di smelter. / Foto: Khushie Singh-Columbia.edu</p>
Korporasi

Raup Rp1,6 Triliun dari Rights Issue, Bumi Resources Minerals Siap Genjot Cadangan Emas

  • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meraup dana sebesar Rp1,6 triliun dari right issue. Lewat aksi korporasi tersebut, jumlah lembar saham perusahaan meningkat menjadi sebanyak 93,9 miliar lembar saham.

Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Anak usaha dari emiten tambang PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meraup dana sebesar Rp1,6 triliun dari right issue atau Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata menyebut sebesar US$23 juta atau setara Rp335,8 miliar (asumsi kurs Rp14.600 per dolar Amerika Serikat) dari dana tersebut akan digunakan untuk melakukan pengeboran emas di Poboya, Palu, Sulawesi.

“Melalui rencana ini, kami menargetkan bakal mendapat tambahan 15 hingga 20 juta ton cadangan dan sumber daya bijih emas,” ungkapnya.

Selain itu, Rp76,6 miliar dari dana tersebut juga dialokasikan untuk mengembangkan lokasi tambang emas di Motomboto, Gorontalo, Sulawesi.

Selanjutnya, sebesar Rp700,8 miliar lainnya untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas berkapasitas 4.000 ton bijih per hari di Poboya, Palu.

Suseno bilang, konstruksi pabrik tersebut akan dimulai pada pertengahan tahun depan. Adapun target operasionalnya pada kuartal I-2024.

Harapannya, pabrik pengolahan bijih emas tersebut bisa menambah jumlah produksi emas, pendapatan, dan laba bersih BRMS. Menurutnya, penemuan atas cadangan dan sumber daya bijih emas mampu meningkatkan umur produktif tambang perusahaan.

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 19 April 2021, seluruh pemegang saham yang tercatat di Daftar Pemegang Saham Perusahaan per 30 Maret 2021 telah melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam PMHMETD ini.

Lewat aksi korporasi tersebut, jumlah lembar saham perusahaan meningkat menjadi sebanyak 93,9 miliar lembar saham. (LRD)