Bumi Serpong Damai Raih Lonjakan Laba Bersih Hingga 116%
JAKARTA – Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) membukukan peningkatan laba bersih hingga 116% sepanjang tahun 2019. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikannya pada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 27 Maret 2020, tercatat emiten properti tersebut mampu mengantongi laba bersih mencapai Rp2,791 triliun pada tahun 2019. Angka tersebut melonjak hingga 116% dari laba bersih […]
Industri
JAKARTA – Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) membukukan peningkatan laba bersih hingga 116% sepanjang tahun 2019.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikannya pada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 27 Maret 2020, tercatat emiten properti tersebut mampu mengantongi laba bersih mencapai Rp2,791 triliun pada tahun 2019.
Angka tersebut melonjak hingga 116% dari laba bersih tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,293 triliun. Kenaikan laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan perusahaan yang berkode saham BSDE tersebut.
Tercatat, Bumi Serpong Damai berhasil memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp7,084 triliun atau naik 6,9% secara tahunan (yoy) dari Rp6,628 triliun di tahun 2018.
Beban pokok penjualan juga meningkat sebesar 7,7%. Tercatat, pada tahun 2018 beban pokok penjualan Bumi Serpong Damai sebesar Rp1,874 triliun kemudian meningkat menjadi Rp2,018 triliun. Sehingga, laba kotor pun ikut bertambah dari Rp4,754 triliun menjadi Rp5,066 triliun.
Tak hanya itu, adanya penurunan beban usaha juga turut berkontribusi terhadap melonjaknya laba bersih emiten tersebut.
Meskipun tipis, beban usaha emiten ini pun menurun 2%. Dimana pada tahun sebelumnya, emiten tersebut mengeluarkan beban usaha sebesar Rp2,589 triliun. Sementara, di tahun 2019 beban usahanya menjadi Rp2,536 triliun.
Di sisi lain, kenaikan juga terjadi pada jumlah aset sebesar 4,5% dari Rp52,101 triliun menjadi Rp54,445 triliun pada 2019.
Adapun, jumlah utang emiten properti ini menurun tipis dari Rp21,814 triliun menjadi Rp20,897 pada tahun berjalan. Sementara, jumlah modal bertambah dari Rp30,286 triliun menjadi Rp33,547 triliun.