<p>Sumber: TrenAsia</p>
Industri

BUMN: Banyak Perusahaan Pelat Merah Belum Paham Manajemen Risiko

  • Jakarta—Nawal Nely, Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN menyebut, perusahaan-perusahaan pelat merah banyak yang belum memahami manajemen risiko. Pernyataan itu disampaikan dalam kesempatan Seminar Nasional bertajuk “Masa Depan Pengelolaan  BUMN” yang digelar oleh kerja sama antara Infobank dan Forum Ekselen BUMN (FEB), Rabu, 4 Maret. “Beberapa industri BUMN sudah melakukan ini lebih baik dari […]

Industri
Khoirul Anam

Khoirul Anam

Author

Jakarta—Nawal Nely, Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN menyebut, perusahaan-perusahaan pelat merah banyak yang belum memahami manajemen risiko.

Pernyataan itu disampaikan dalam kesempatan Seminar Nasional bertajuk “Masa Depan Pengelolaan  BUMN” yang digelar oleh kerja sama antara Infobank dan Forum Ekselen BUMN (FEB), Rabu, 4 Maret.

“Beberapa industri BUMN sudah melakukan ini lebih baik dari industri lain. Tapi, ada industri BUMN yang belum memperkenalkan matriks-matriks risiko dan pengendalian risiko terhadap industri BUMN.” jelasnya.

Nawal menilai, sektor perbankan BUMN lebih unggul ketimbang sektor lain dalam aspek Key Performance Indikator (KPI) sehingga sektor ini sanggup memahami manajemen risiko. Namun, bukan berarti manajemen risiko yang ada sektor perbankan dapat diimplementasikan sektor lain.

Deputi yang dipimpin Nawal ini baru dilahirkan pada masa Erick Thohir menjabat sebagai orang nomor satu di kementerian BUMN. Tugas utama deputi tersebut yakni, menyelaraskan strategi yang sudah diformulasikan perusahaan-perusahaan di bawah naungan BUMN terhadap Kementerian BUMN RI.

“BUMN harus insentif terhadap kinerja performa keuangan dan kinerja matriks-matriks yang diukur oleh pasar. Tapi, pada saat yang bersamaan juga harus mempertimbangkan risiko, risiko bisnis,” kata Nawal.

Segala aspek keuangan yang tercatat oleh perusahaan BUMN ke depannya akan disatukan ke dalam Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko. Fokus laporan keuangan perusahaan-perusahaan BUMN harus merefleksikan kondisi ekonomi dan kinerja yang sesungguhnya. Selain itu, kinerja yang dilakukan harus melalui riset dan diselaraskan dengan strategi yang diformulasikan untuk kementerian BUMN.