<p>Maskapai penerbangan komersil Batik Air saat mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jum&#8217;at, 3 Juni 2020. PT Angkasa Pura II (Persero) akan mengkordinasikan permintaan maskapai untuk slot penerbangan, rute penerbangan dan frekuensi penerbangan di dalam satu rute agar kembali terciptanya keseimbangan terhadap tingkat permintaan dari penumpang, saat ini PT Angkasa Pura II mengaku slot terbang di Bandara Soekarno Hatta belum optimal dimanfaatkan oleh maskapai pada masa new normal ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

BUMN China Bakal Bangun Bandara Bali Utara Senilai Rp50 Triliun

  • PT BIBU Panji Sakti dan China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) telah menyerahkan dokumen studi kelayakan pembangunan Bandara Bali Utara.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT BIBU Panji Sakti selaku pemrakarsa Bandara Internasional Bali Utara telah mengajukan dokumen studi kelayakan dan rencana bisnis bandara baru tersebut kepada Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dokumen tersebut telah disampaikan Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo pada Jumat, 7 Januari 2022. Sebelumnya, BIBU juga telah melakukan presentasi secara menyeluruh terkait rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara pada November 2021 lalu.

"Kami siap membantu percepatan realisasi pembangunan bandar udara, karena ada investasi yang cukup besar di proyek itu yang melibatkan pengusaha lokal dan akan mendorong pertumbuhan UMKM," kata Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional M Pradana Indraputra, dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, 9 Januari 2022.

Menurut rencana, proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara itu akan menelan biaya investasi sebesar Rp50 triliun yang meliputi bandara, aerocity dan aerotropolis. Pembangunan dan pengoperasian bandara ini juga disebut akan menyerap 200.000 tenaga kerja.

Untuk diketahui, PT BIBU sudah melakukan penandatanganan komitmen dengan China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) untuk pembangunan proyek bandara udara itu.

CCFG, yang merupakan anak perusahaan BUMN China State Construction Engineering Corp Ltd (CSCEC), adalah perusahaan yang akan menjadi kontraktor utama dalam pembangunan bandara internasional tersebut.

Saat ini, CCFG memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi dan telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar di Tiongkok maupun di berbagai tempat di mancanegara.

Terkait penyampaian dokumen tersebut, Kementerian Investasi/BKPM telah menerbitkan surat dukungan yang intinya menyambut baik rencana pemrakarsa dalam program pembangunan infrastruktur udara yang harapannya nanti dapat meningkatkan potensi ekonomi di Bali bagian utara.

Kementerian Investasi/BKPM juga siap berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memfasilitasi rencana penanaman modal tersebut agar dapat terealisasi dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku.

Adapun pembangunan bandara udara itu diharapkan bisa mendorong pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perikanan dan UMKM di kawasan Bali bagian utara serta menutup kesenjangan kesejahteraan warga Bali di bagian utara dengan selatan.

Bandara Internasional Bali Utara yang dibangun di kawasan pesisir pantai Kubutambahan, Buleleng ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres Nomor 109/2020.