BUMN Ciptakan Bahan Bakar Baru dari Batu Bara
Energi alternatif yang akan diolah Pertamia dari batu bara milik PTBA tersebut berupa gasoline A20 yang merupakan ekuivalen dari Diesel B20.
Industri
PT Pertamina (Persero) mengandeng PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. untuk berkolaborasi dalam mengelola energi nasional. Kerja sama ini dinilai menciptakan terobosan baru yakni mengubah materi batu bara menjadi metanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) Erick Tohir mengatakan sudah seharusnya bangsa Indonesia mengubah pola pikir tidak hanya sekadar ekspor barang mentah. Namun, dapat mengelola komoditas dalam negeri menjadi sumber energi alternatif.
“Pengembangan ini sangat baik bagi potensi ketahanan energi kita ke depan. Batu bara yang selama ini merupakan komoditas mentah bisa diolah menjadi produk dalam hal ini metanol. Jadi, dari orientasinya proyek menjadi produk,” jelas Erick dalam keterangan resmi, Jumat, 20 Maret 2020.
Melalui kerja sama ini, Erick berharap Indonesia tidak hanya sekadar berorientasi ekspor barang mentah saja melainkan menjadi produsen produk energi alternatif untuk konsumsi dalam negeri hingga ekspor ke mancanegara.
Menurutnya, kerja sama antar perusahaan BUMN ini memberikan keuntungan bagi keduanya. Bukit Asam selaku penyedia sumber batu bara akan diserap produksinya oleh Pertamina. Sementara, Pertamina akan mendapatkan komoditas energi alternatif.
Lebih lanjut, energi alternatif tersebut berupa gasoline A20 yang merupakan ekuivalen dari Diesel B20.
Bukti Asam akan memasok persediaan batu bara kepada Pertamina dengan harga yang telah disepakati. Sebaliknya, Pertamina akan membeli produk emiten berkode saham PTBA itu dengan harga kesepakatan pula.
Kerja sama ini sudah melalui sejumlah kajian yang komprehensif dari sejumlah pakar dan ahli energi. Perjanjian ini akan mulai berlaku selama dua tahun ke depan.
“Kita harapkan dengan sinergi dan inovasi pengelolaan energi ini, ketahanan dalam hal energi kita semakin baik. Kita bisa mandiri dalam pengelolaan sumber daya. Sumber daya yang kita miliki bukan sekadar proyek melainkan produk yang mesti kita manfaatkan sekaligus jaga bersama,” kata Erick. (SKO)