<p>PLTP Geo Dipa Energi. / Geodipa.co.id</p>
Industri

BUMN Geo Dipa Kantongi Utang Rp4,6 Triliun Bangun PLTP Dieng

  • JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Geo Dipa Energi (Persero) mengantongi pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) senilai US$335 juta setara Rp4,6 triliun (kurs Rp13.956 per dolar Amerika Serikat). Direktur Utama Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim mengatakan perseroan akan menambah kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) hingga 110 Megawatt. Penambahan kapasitas direncanakan […]

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Geo Dipa Energi (Persero) mengantongi pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) senilai US$335 juta setara Rp4,6 triliun (kurs Rp13.956 per dolar Amerika Serikat).

Direktur Utama Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim mengatakan perseroan akan menambah kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) hingga 110 Megawatt. Penambahan kapasitas direncanakan untuk pengembangan proyek PLTP Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2 masing-masing sebesar 55 MW.

Kedua proyek tersebut sudah dipersiapkan sejak kuartal IV-2019 dengan proses persiapan pendanaan, perencanaan proyek, dan pembuatan dokumen pengadaan. Akitivitas fisik proyek akan dilaksanakan pada tahun 2020-2023. Proyek ini dinilai sangat strategis bagi pengembangan investasi panas bumi di Indonesia.

“Proyek ini juga akan menjadi pengalaman penting bagi pengembangan sektor energi panas bumi Indonesia dan berperan mendukung upaya pemerintah untuk menarik investasi sektor swasta di sektor ini, dengan mengurangi risiko di tahap awal pengembangan proyek,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin, 8 Juni 2020.

Lebih lanjut, Riki menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menyediakan listrik ramah lingkungan dalam jaringan Jawa Bali.

Proyek tersebut akan mengurangi tingkat emisi CO2 lebih dari 700.000 ton per tahunnya jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang bersumber dari energi fosil, serta dapat mengurangi impor minyak setara dengan 35 juta Bbl BBM untuk 25 tahun.

Spesialis Senior untuk Energi di Departemen Asia Tenggara ADB, Shannon Cowlin, mengatakan proyek yang disetujui di tengah pandemi virus corona (COVID-19) ini akan membantu memastikan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan ramah lingkungan, berkelanjutan, dan bertahan.

“Peran serta ADB juga akan membantu dalam menjadikan transisi energi bersih sebagai bagian penting pemulihan Indonesia dari pandemi. Proyek ini akan menciptakan lapangan kerja bagi para pemasok barang dan jasa di industri panas bumi, minyak, dan gas,” katanya.

Sementara itu, Direktur ADB untuk Indonesia Winfried F. Wicklein mengungkapkan proyek panas bumi tersebut akan membantu Indonesia memerangi perubahan iklim dan menjadikan sistem kelistrikan di Indonesia berkelanjutan, andal, dan efisien. Proyek pengembangan ini juga akan mendorong peningkatan dunia usaha dan konsumen untuk mengakses energi yang terjangkau, andal, dan modern.

“Bantuan kami sejalan dengan sasaran jangka panjang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan energi, termasuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi dari dalam negeri, menambah bauran energi, dan memastikan keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.

Geo Dipa telah mendapatkan persetujuan pinjaman dari ADB terkait pengembangan PLTP Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2 sebesar US$300 juta. ADB juga akan melakukan pengelolaan pinjaman dari Clean Technology Fund (CTF) sebesar US$35 juta untuk proyek ini pada 28 Mei 2020.

Penandatanganan pendanaan direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020. Pinjaman antara ADB dan Geo Dipa merupakan pinjaman Business to Business atau direct lending.

Dengan adanya persetujuan tersebut, diharapkan akan meningkatkan kapasitas Geo Dipa dalam mengembangkan energi yang ramah lingkungan di Indonesia. Pada akhirnya, proyek ini akan meningkatkan kemampuan Geo Dipa untuk mengembangkan lebih banyak proyek panas bumi, melaksanakan pengeboran yang didukung pemerintah, dan menarik investasi sektor swasta yang sangat diperlukan guna mengembangkan daerah panas bumi baru. (SKO)