<p>Apotek Kimia Farma / Sumber: id.pinterest.com</p>
Korporasi

BUMN Kimia Farma Bakal Rights Issue Hingga IPO Anak Usaha

  • Emiten farmasi milik negara PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengungkapkan rencana aksi korporasi pada tahun 2021. Perseroan mengaku sedang mengkaji adanya rights issue serta membuka opsi penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) bagi entitas anak usaha.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten farmasi milik negara PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengungkapkan rencana aksi korporasi pada tahun 2021. Perseroan mengaku sedang mengkaji adanya rights issue serta membuka opsi penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) bagi entitas anak usaha.

“Dalam rencana korporasi tahun ini kami sedang dalam proses kajian bersama rencana rights issue termasuk unlock value (IPO) dari subsidiary atau anak usaha,” ujar Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo dalam paparan publik, Rabu 28 April 2021.

Menurutnya, perseroan memiliki potensi pada bidang ritel, melalui anak usaha PT Kimia Farma Apotek (KFA). Sedangkan, pada bidang laboratorium klinik dan klinik kesehatan, perseroan memiliki PT Kimia Farma Lab Klinik yang 99% sahamnya dipegang oleh KFA.

Di sisi lain, sekitar 90,03% saham KAEF dipegang sepenuhnya oleh holding farmasi pelat merah PT Bio Farma (Persero) sebagai pemegang saham Seri A Dwiwarna. Setelah adanya kajian rights issue, Kimia Farma akan menyampaikan hasilnya kepada pemegang saham pengendali, yakni Bio Farma.

Tak sampai di situ, Verdi turut mengutarakan fokus utama perseroan sepanjang tahun ini, melalui empat pilar portofolio KAEF. Di antaranya riset dan pengembangan, otomatisasi dan teknologi, sumber daya manusia serta tata kelola perusahaan yang baik.

Sebagai informasi tambahan, perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp7,05 miliar. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang digelar perseroan di Jakarta, Rabu 28 April 2021.

Direktur Umum dan Human Capital Kimia Farma Dharma Syahputra mengatakan bahwa nilai itu setara dengan 40% dari total laba bersih perseroan pada tahun lalu sebesar Rp17,63 miliar. Sedangkan sisanya sebanyak 60% atau sekitar Rp10,58 miliar akan dialokasikan sebagai cadangan atau laba ditahan.

“Pemegang saham setuju penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2020 sebesar Rp17,63 miliar dengan pembagian dividen sebesar 40 persen dan sisanya 60 persen untuk cadangan,” tutur Dharma. (SKO)