Industri

BUMN Mau IPO dan Rights Issue, Ini Tanggapan Legislator

  • Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid menanggapi rencana penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dan rights issue sejumlah BUMN. Dia meminta pemerintah mengevaluasi perusahaan BUMN yang sudah melakukan IPO.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid menanggapi rencana penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dan rights issue sejumlah BUMN. Dia meminta pemerintah mengevaluasi perusahaan BUMN yang sudah melakukan IPO. Hal ini diperlukan sehingga aksi korporasi Mitratel tidak terulang.

Menurut Nusron, IPO yang dilakukan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, terlalu optimis jika dibandingkan dengan pelaksanaan rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) beberapa waktu lalu. Karenanya, dibutuhkan evaluasi menyeluruh.

“Ini perlu jadi refleksi atas masa depan daripada rencana IPO yang lain nantinya," kata dia di sela Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN Erick Thohir seperti dikutip dari situs resmi DPR, Jumat, 3 Desember 2021.

Politisi Partai Golkar ini menilai bahwa salah satu penyebab "gagalnya" IPO Mitratel karena harga yang ditawarkan terlalu mahal jika dibandingkan dengan industri sejenis. Sebelumnya, sempat terjadi akuisisi di perusahaan yang sama oleh asing. Namun, lanjut dia, hal ini berbeda karena akuisisi tersebut untuk menjadi pemegang saham pengendali.

Sementara, Mitratel hanya menawarkan sekitar 30 persen sahamnya saja untuk publik. "Apakah perlu dievaluasi padahal ini salah satu IPO yang dianggap blue chip. Saya tidak bisa bayangkan kalau rights issue Waskita akan seperti apa, karena secara buku tidak lebih bagus daripada Mitratel," terang Nusron.

Legislator dapil Jawa Tengah II itu berharap, hal ini akan menjadi perhatian dalam pelaksanaan aksi korporasi dari BUMN lainnya seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) ke depannya. "Mohon betul ini menjadi satu refleksi," imbuh Nusron.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan tahun depan akan ada sejumlah Badan Usaha Milik Negara yang berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan rights issue. Setidaknya akan ada dua BUMN yang akan melantai di Bursa dan empat BUMN yang akan melakukan rights issue

Menurut Erick, dua BUMN yang akan melakukan IPO yaitu, Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT ASDP Indonesia Ferry. Sementara, empat BUMN yang akan melakukan aksi korporasi rights issue antara lain, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).