<p>Kerja sama Telkomsel dan Gojek / Dok. Telkomsel</p>
Fintech

BUMN Telkom Bakal Untung Besar Usai Telkomsel Suntik Gojek Rp6,3 triliun

  • Emiten pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diproyeksi bakal untung besar setelah anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menyuntik modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) senilai US$450 juta setara Rp6,3 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat).

Fintech
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Emiten pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diproyeksi bakal untung besar setelah anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menyuntik modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) senilai US$450 juta setara Rp6,3 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat).

Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi CFA menilai investasi Telkomsel ke Gojek akan mampu meningkatkan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Telkom Indonesia selaku induk usaha.

Menurut Kartika, harga saham Telkom saat ini belum merefleksikan investasinya di Gojek. Jika sudah merefleksikan investasinya di Gojek, maka harga saham TLKM bisa dua kali lipat, terutama usai penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

“Saya optimistis harga saham Telkom setelah Gojek IPO kelak akan dua kali dari harga sekarang. Harga saham Telkom akan terus tumbuh ketika Telkom dan Telkomsel terus investasi di perusahaan digital,” ujar Kartika dikutip Antara, Kamis, 13 Mei 2021.

Kartika menilai, investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di Gojek sudah sangat tepat. Selain Telkomsel melakukan diversifikasi investasinya yang selama ini hanya di pembangunan konektivitas, maka dengan investasi di Gojek, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu telah masuk ke ekonomi digital.

Jika Telkomsel tidak investasi di Gojek, lanjut Kartika, maka pertumbuhan pendapatan perseroan relatif dapat terukur, sebab pertumbuhan industri telekomunikasi baik itu di domestik maupun di internasional cenderung datar.

Menurut dia, saat ini perusahaan yang mengalami pertumbuhan adalah perusahaan new economic yang berkecimpung di industri digital.

Merger dan IPO
Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia / TrenAsia.com

Apalagi nanti jika rencana merger Gojek dan Tokopedia terwujud. Maka valuasi dari perusahaan teknologi tersebut akan semakin meningkat.

Dari perhitungan valuasi Gojek dan Tokopedia yang saat ini dimiliki oleh Kartika, masing-masing perusahaan memiliki valuasi US$10 miliar setara Rp140 triliun. Jika Gojek dan Tokopedia berhasil merger dan tercatat di bursa, maka valuasinya bisa mencapai US$40 miliar setara Rp560 triliun.

“Ini artinya Telkomsel sangat beruntung untuk masuk ke Gojek sebelum IPO. Jika valuasi IPO Gojek nanti dobel, maka keuntungan yang didapat dari investasi Telkomsel di Gojek akan dobel,” ujar Kartika.

Jika investasi Telkomsel US$450 juta atau setara dengan Rp6,3 triliun, maka dalam perhitungan Kartika, ketika Gojek IPO maka investasi yang ditanamkan di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa akan tumbuh menjadi Rp12,6 triliun.

“Memang investasi di perusahaan digital akan tumbuh lebih besar dari perusahaan konvensional,” kata Kartika.

Jika Telkomsel mendapatkan keuntungan, maka ujung-ujungnya pemegang saham Telkom yang akan diuntungkan, termasuk negara yang memiliki saham Telkom.

Baru-baru ini Telkomsel kembali menggelontorkan investasi sebesar US$300 juta ke Gojek. Investasi itu merupakan yang kedua setelah pada akhir tahun lalu Telkomsel sudah menempatkan investasinya di Gojek sebesar US$150 juta. (SKO)