Proyek exit tol Brebes Timur yang dibangun oleh PT Waskita Karya Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) / Facebook Waskita Karya
Korporasi

BUMN Waskita Karya Jual Tol Rp20 Triliun

  • Emiten pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk berpotensi dapat dana segar Rp20 triliun dari Indonesia Investment Authority (INA). Dana tersebut berasal dari divestasi emiten berkode WSKT dari 12 ruas tol kepada INA.

Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Emiten pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berpotensi dapat dana segar Rp20 triliun dari Indonesia Investment Authority (INA). Dana tersebut berasal dari divestasi emiten berkode WSKT dari 12 ruas tol kepada INA.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menyebut dana segar itu bisa digunakan perseroan untuk membangun tol hingga 1.000 kilometer. Dalam membangun jalan tol 1.000 kilometer, Destiawan menaksir perseroan perlu dana hingga Rp60 triliun.

“Tahun ini kami merencanakan ada 9 ruas yang didivestasikan. Dengan Rp20 triliun dari INA, kami bisa leverage kemampuan kami 3 sampai 4 kali untuk mengerjakan infrastruktur,” kata Destiawan dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 9 Mei 2021.

Merujuk data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sembilan ruas jalan tol yang bakal dilego WSKT tahun ini antara lain sembilan ruas jalan tol yang akan didivestasi adalah jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (seksi 1-7), Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (seksi 1-6).

Di wilayah Jawa, ada ruas tol Cibitung-Cilincing (seksi 1-4), Cinere-Serpong (seksi 1-2), Bogor-Ciawi-Sukabumi (seksi 1-4), Depok-Antasari (seksi 1-3), Pemalang-Batang (seksi 1-2), Batang-Semarang (seksi 1-5), dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar (seksi 1-4).

Sembilan ruas tol tersebut memiliki panjang keseluruhan 483,53 kilometer. Dengan investment return rate (IRR) yang optimal, perseroan yakin calon mitra, termasuk INA, bisa mencaplok sembilan ruas tol tersebut.

Sejak 2014, WSKT dilaporkan sudah melakukan divestasi senilai Rp10,31 triliun. Meski begitu, divestasi perseroan pada tahun lalu tidak berjalan lancar

WSKT gagal melakukan divestasi empat dari lima ruas tol pada 2020. Akibatnya, perseroan harus menanggung beban keuangan yang berat. Liabilitas WSKT pada 2020 sudah menyentuh Rp89,01 triliun, sementara ekuitas perseroan berada di posisi Rp16,57 triliun.

Kondisi itu membuat debt to equity ratio (DER) perusahaan pelat merah ini berada di angka 5,36 kali. Dengan kata lain, total liabilitas sudah melampaui lima kali modal bersih yang dimiliki perseroan.

Tidak hanya itu, Waskita mencatatkan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,3 triliun akibat peningkatan beban pinjaman dari investasi jalan tol, penurunan produktivitas proyek, serta beban operasi yang cukup besar akibat pandemi COVID-19.

Divestasi ini, kata Destiawan, menjadi pemacu perseroan menggenjot produktivitas di tahun ini. Pasalnya, produktivitas perseroan pada tahun lalu yang mencapai 24,6% atau lebih rendah dibandingkan rasio burn rate pada 2019 yang mencapai 35%.

“Penurunan produktivitas secara langsung berdampak terhadap seluruh kinerja keuangan perusahaan,” kata Destiawan. (RCS)