Karyawan beraktivitas di kantor Bank OCBC NISP, Kuningan, Jakarta, Selasa, 2 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Fintech

Bunga Kredit Pinjol Turun 50 Persen, OCBC NISP Ketagihan dan Bidik Kolaborasi dengan Akseleran dan Modal Rakyat

  • Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) memutuskan untuk menurunkan bunga pinjaman online (pinjol) hingga 50%. Bunga yang dipatok turun menjadi 0,4% dari sebelumnya 0,8% per hari.
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) memutuskan untuk menurunkan bunga pinjaman online (pinjol) hingga 50%. Bunga yang dipatok turun menjadi 0,4% dari sebelumnya 0,8% per hari.

Merespons hal ini, Digital Lending Division Head PT Bank OCBC NISP Tbk, Veronika Susanti menyambut baik keputusan AFPI untuk memangkas biaya pinjaman karena akan menguntungkan nasabah. Bahkan, ia mengakui tengah melakukan penjajakan dengan fintech lending baru.

Sebagai informasi, Sejak awal 2020, OCBC NISP telah membangun digital partnership dengan salah satu perusahaan start up fintech yakni Simplefi Teknologi Indonesia (AwanTunai). Melalui kolaborasi itu, perseroan mendukung AwanTunai dalam menyediakan pembiayaan rantai pasokan pelaku UMKM. 

Selain itu, OCBC NISP juga sudah berkolaborasi dengan perusahaan multifinance, Akulaku. “Di paruh pertama 2021 ini, perseroan tengah dalam proses membangun kolaborasi dengan Akseleran dan Modal Rakyat,” kata Veronika pada TrenAsia.com, Senin 8 November 2021.

Ia melihat, dengan bunga yang lebih kompetitif, diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan pendanaan. Pemangkasan ini juga sejalan dengan komitmen Bank OCBC NISP untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia akan layanan dan produk keuangan,” kata Veronika.

Selain akan menguntungkan nasabah dari sisi penurunan bunga, keputusan ini juga diharapkan dapat menekan jumlah fintech lending illegal. Pada akhirnya, sambung Veronika, kebijakan ini diharapkan dapat berdampak positif bagi ekosistem sektor jasa keuangan di Indonesia agar lebih sehat, berkelanjutan dan lebih kondusif.

Sebagai bank yang juga menjalin kerja sama penyaluran kredit dengan fintech lending, OCBC NISP mengaku terbuka dengan kolaborasi sejenis. Veronika berkata, kolaborasi ini didasari komitmen untuk mendukung pemerintah dalam menggerakkan, mendorong kebangkitan dan pemulihan ekonomi.

“Dengan kolaborasi ini, kami ingin memanfaatkan potensi start up dan mengkombinasikan dengan kekuatan perbankan dalam memberikan nilai transformatif untuk perkembangan ekonomi digital yang bisa memberikan nilai lebih bagi masyarakat Indonesia.”

Veronika menegaskan pemilihan dan proses digital partnership dengan perusahaan fintech hingga pemberian fasilitas loan channeling yang dilakukan oleh OCBC NISP senantiasa berpegang dan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian dan memperhatikan aktivitas ekonomi secara umum.

Sehingga, risiko terhadap penyaluran kredit dapat diminimalisir. Adapun kebijakan pemangkasan bunga hingga 50% tidak akan berdampak pada target penyaluran kredit Bank OCBC NISP secara umum.