Buntut Pelepasan Air Limbah Fukushima, China Larang Impor Produk Maritim Jepang

BEIJING- China melarang impor produk maritim dari 10 prefektur di Jepang karena alasan keamanan. Menurut Kantor Bea Cukai China, keputusan tersebut  merupakan buntut dari langkah Jepang yang melepaskan air limbah radioaktif Fukushima ke laut. 

Meskipun langkah Jepang sudah disetujui oleh Badan Energi Atom Internasional, banyak negara yang masih belum setuju akan kebijakan tersebut. Di Korea Selatan, langkah yang diambil Jepang ini membuat masyarakat melakukan panic buying pada produk garam laut. 

Mengutip CNA Jumat, 7 Juli 2023, China menjadi salah satu negara yang menentang keras hal tersebut. Pasalnya, pembuangan limbah radioaktif ke laut ditakutkan dapat mengancam kehidupan laut dan kesehatan manusia. Lantaran itu, sejumlah konsumen di China menyerukan boikot produk Jepang. 

Aksi yang dilakukan China tentunya berdampak pada pasar Jepang. Sebagaimana diketahu, sejak aksi protes berlangsung,  harga saham pembuat kosmetik Jepang Shiseido jatuh dalam waktu singkat pada minggu lalu.

• Baca Ini Sebelum Beli! Begini Syarat Pengajuan Rumah Subsidi (KPR)
• Resmi IPO, Amman Mineral (AMMN) Pede Akan 2 Hal Ini
• Komitmen ESG HM Sampoerna yang Selaras dengan Falsafah Tiga Tangan Perusahaan

China Terus Memantau

China yang diketahui sebagai pembeli terbesar produk maritim dari negeri Sakura mengatakan akan mengawasi dan meninjau secara ketat produk dari Jepang, terutama produk maritimnya. Menurut laporan CNA, Bea Cukai China mengatakan akan terus meningkatkan deteksi dan pemantauan zat radioaktif untuk memastikan keamanan makanan yang diimpor dari Jepang.

Dikutip dari Reuters, China menyumbang 22,5% dari ekspor makanan laut Jepang, senilai 87 miliar yen atau setara dengan Rp 9,1 triliun, diikuti oleh Hong Kong dengan 19,5% dan AS dengan 13,9%. China membeli lebih dari setengah ekspor kerang Jepang.

Hongkong, salah satu wilayah yang dikuasai China pada hari Selasa, 4 Juli 2023 lalu mengatakan, “akan segera mengambil tindakan pengendalian, termasuk memberlakukan kontrol impor pada produk maritim dari prefektur (di Jepang) berisiko tinggi”.

China mengatakan akan meningkatkan pemantauan produk laut dan kelautan setelah kebijakan yang dikeluarkan oleh Jepang.  

Impor makanan laut dari prefektur lain selain 10 prefektur yang telah dilarang tetap diperbolehkan tetapi harus diuji radioaktivitasnya.