Karyawan beraktivitas di dekat layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 6 April 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Bursa Global Berdarah-darah, IHSG Ikut Longsor Nyaris 2 Persen

  • IHSG longsor sebanyak 1,99% atau 141,24 poin ke level 6.945.

Pasar Modal

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menukik hingga akhir perdagangan sesi pertama, Senin 13 Juni 2022. IHSG longsor sebanyak 1,99% atau 141,24 poin ke level 6.945.

Pada sesi I, IHSG bergerak di rentang 6.924 hingga 6.996. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1,10 juta kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,58 miliar lembar saham senilai Rp10,91 triliun. Sebanyak 69 saham naik, 496 saham turun, dan 120 saham stagnan.

Investor asing telah melakukan aksi jual (nett sell) senilai Rp2,1 triliun. Adapun saham yang paling banyak dilepas investor asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp62,1 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp53,9 miliar, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Rp39 miliar.

Sementara itu, transaksi beli saham dari investor asing hari ini alias nett buy bernilai Rp2,5 triliun. Tiga saham terlaris yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp87,8 miliar, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp66,5 miliar, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp65,5 miliar.

Emiten yang menjadi top gainers di sesi I adalah PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) naik 21,98%, PT Primarindo Asia Insfrastr Tbk (BIMA) naik 13,48%, dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) naik 11,03%.

Sebaliknya, jajaran top losers hari ini yaitu, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) turun 6,90%,  PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) turun 6,67%, dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) turun 6,58%.

Tak hanya Indonesia, hampir semua bursa di berbagai negara berdarah-darah siang ini. Bursa Asia kompak merah dengan kontraksi paling dalam terjadi di Nikkei 225 Index Tokyo dan Hang Seng Index Hong Kong yakni 2,81%.

Bursa Eropa dan Amerika Serikat juga ikut terkoreksi. Satu-satunya index yang positif siang ini adalah Dollar Index di New Yok. 

Tren pelemahan secara global beriringan dengan sejumlah sentimen negatif yang muncul belakangan ini. Seperti rilis inflasi Amerika Serikat, kenaikan tingkat suku bunga bank sentral Amerika (The Fed), kenaikan US Treasury, dan potensi resesi.