Bursa Suspensi Saham Anthony Salim (DNET) Usai Melonjak 105,77 Persen Selama Sepekan
- Nah, kenaikan saham DNET ini didorong rumor bahwa Grup Salim tertarik untuk berpartisipasi dalam merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui FiberStar.
Bursa Saham
JAKARTA - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), perusahaan milik konglomerat Anthony Salim, mengalami suspensi perdagangan saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 9 September 2024. Suspensi ini dilakukan setelah terjadi lonjakan harga kumulatif yang signifikan pada saham DNET.
BEI menjelaskan bahwa penghentian sementara perdagangan saham DNET ini dilakukan sebagai langkah "cooling down" untuk melindungi kepentingan investor. Dalam sepekan terakhir, saham DNET mengalami lonjakan sebesar 105,77%, mendorong kapitalisasi pasar perusahaan hingga mencapai Rp151,76 triliun.
"Sehubungan dengan peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham DNET, dalam rangka cooling down sebagai perlindungan bagi investor, Bursa Efek Indonesia memandang perlu melakukan suspensi sementara pada perdagangan saham DNET per 9 September 2024," demikian pernyataan resmi BEI pada Senin, 9 September 2024.
- Edukasi Paylater Masih Minim di Masyarakat, Bom Utang Jadi Ancaman
- Anjlok Rp7.000 per Gram, Simak Daftar Harga Emas Hari Ini
- Panduan Lengkap Klaim Asuransi Mobil Lecet agar Disetujui dengan Lancar
BEI menambahkan bahwa suspensi untuk saham DNET berlaku untuk pasar reguler dan tunai, dengan tujuan memberikan waktu kepada pelaku pasar agar dapat mempertimbangkan keputusan investasi berdasarkan informasi yang ada.
Diketahui, saham DNET mengalami auto reject atas (ARA) dalam empat hari perdagangan berturut-turut, dari 3 hingga 6 September 2024, dan ditutup di level tertinggi sepanjang masa di Rp10.700 per saham pada 6 September 2024.
Nah, kenaikan saham DNET ini didorong rumor bahwa Grup Salim tertarik untuk berpartisipasi dalam merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui FiberStar.
Asal tahu saja, DNET juga memiliki kepemilikan di tiga entitas asosiasi besar: PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).
Sebagai perusahaan holding investasi, Indoritel Makmur tidak terlepas dari kinerja anak usaha dan entitas asosiasi. Salah satu anak usahanya, PT Mega Akses Persada (FiberStar), berfokus pada pengembangan infrastruktur jaringan serat optik.
Per 31 Juli 2024, DNET tercatat memiliki 983 pemegang saham, dengan Anthoni Salim secara langsung menguasai 25,3% atau 3.588.278.023 lembar saham. Selain itu, PT Megah Eraraharja memegang 20,13% saham DNET, dengan Anthoni Salim sebagai penerima manfaat akhir.
Dalam hal kinerja, pada semester I-2024, DNET membukukan laba bersih sebesar Rp444,89 miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan Rp459,46 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Sementara itu, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan Rp697,15 miliar, naik tipis 4% dari Rp670,26 miliar. Bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama Rp339,29 miliar, menanjak dari Rp309,29 miliar.