Burung Ini Bisa Terbang 160 Km Tanpa Sekalipun Mengepakkan Sayapnya
JAKARTA-Andean Condor atau Elang Andean (Vultur gryphus) adalah burung terbang terbesar di dunia. Dengan berat maksimum 15 kilogram, mereka bisa menjaga tubuh mereka yang berat tetap di udara dengan sayapnya yang panjang. Hanya segelintir burung seperti sebagai albatros, petrels dan shearwaters yang memiliki sayap yang lebih besar. Masalah menjadi burung besar adalah dia akan mudah […]
JAKARTA-Andean Condor atau Elang Andean (Vultur gryphus) adalah burung terbang terbesar di dunia. Dengan berat maksimum 15 kilogram, mereka bisa menjaga tubuh mereka yang berat tetap di udara dengan sayapnya yang panjang. Hanya segelintir burung seperti sebagai albatros, petrels dan shearwaters yang memiliki sayap yang lebih besar.
Masalah menjadi burung besar adalah dia akan mudah turun atau harus sering mengepakkan sayapnya dengan keras dalam penerbangan terutama ketika dia harus melonjak ke udara saat lepas landas. Ini dialami Condor Andean yang harus bekerja keras saat melesat dari tempat dia hinggap. Namun ketika sampai ketinggian mereka hanya melayang seperti di udara, mengamati tanah untuk mencari makanan.
Menurut para ilmuwan burung itu sangat jarang mengepakkan sayapnya yang membentang 3 meter. Bahkan sebuah penelitian yang diterbitkan 14 Juli 2020 di Prosiding National Academy of Sciences yang dikutip Howstuffworks.com menemukan mereka hampir tidak pernah mengepakkan sayapnya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Para peneliti menemukan burung besar ini hanya mengepakkan sayap mereka sekitar 1 persen dari total waktu penerbangan mereka. Mereka menemukan seekor burung bisa terbang lima jam dan menempuh jarak sektiar 161 kilometer tanpa mengepakkannya sekali pun.
Tim peneliti menemukan bahwa cuaca tidak memengaruhi seberapa banyak kepakan yang dilakukan rajawali tersebut. Ini berarti lepas landas sangat mahal karena akan menguras pasokan energi burung.
“Ini menunjukkan bahwa keputusan tentang kapan dan di mana harus mendarat sangat penting, karena condor tidak hanya harus dapat lepas landas lagi, tetapi pendaratan yang tidak perlu akan menambah secara signifikan biaya penerbangan keseluruhan mereka,” kata Hannah Williams, peneliti postdoctoral di Institut Max Planck untuk Perilaku Hewan yang menulis penelitian tersebut.
Ini berarti Elang Andean harus memahami cara menggunakan termal – pola tak terlihat dan gelembung udara yang bergerak di sekitar atmosfer – untuk keuntungan mereka jauh lebih baik daripada yang diketahui sebelumnya.