Buset! Lebih Mahal Dari Ayam, Harga Jengkol Tembus Rp60.000 Per Kilogram
Harga normal jengkol per kilogram di tingkat distributor biasanya Rp8.000 per kilogram kini melambung hingga Rp46.000 per kilogram.
Nasional
JAKARTA – Harga jengkol di pasaran meroket hingga tembus Rp60.000 per kilogram. Bahkan, harga itu sudah melebihi rata-rata daging ayam ras yang kini Rp35.000 per kilogram.
Dari Jawa Barat, harga jengkol di pasar tradisional Cianjur melambung mencapai Rp60.000 per kilogram. Lonjakan harga terjadi karena minimnya stok di tingkat distributor dan tingginya permintaan.
“Sejak satu bulan terakhir harga jengkol sudah merangkak naik dan pekan ini melambung dari harga normal Rp20.000 per kilogram sempat naik menjadi Rp32.000 pada minggu pertama bulan Juli dan melambung hingga Rp60.000 per kilogram minggu ini,” kata Rahmat, pedagang jengkol di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, dilansir Antara, Kamis, 16 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menjelaskan mahalnya harga jengkol di tingkat distributor membuat pedagang di sejumlah pasar terpaksa menaikkan harga. Harga jengkol kini melebihi harga daging ayam yang hanya dijual Rp35.000 per kilogram. Mahalnya harga tersebut diduga akibat minimnya stok di tingkat agen atau distributor.
Harga normal jengkol per kilogram di tingkat distributor biasanya Rp8.000 per kilogram, katanya, namun saat ini melambung menjadi Rp46.000 per kilogram, ditambah ongkos angkut, sehingga harga jual ke pembeli menjadi tinggi. Meskipun mahal melebihi harga daging ayam, tingkat pembelian sebulan terakhir tetap tinggi.
“Pembeli seperti tidak terpengaruh dengan mahalnya jengkol, tingkat pemakaian sepanjang bulan ini tetap tinggi. Perkiraan kami harga akan kembali normal ketika stok di tingkat distributor kembali banyak,” katanya.
Pasokan Menipis
Kepala UPTD Pasar Cipanas Heru Haerul Hakim mengatakan sejak satu pekan terakhir harga jengkol di pasar tersebut, meroket hingga melebihi harga daging ayam. Minimnya stok di tingkat distributor diduga menjadi penyebab tingginya harga jengkol.
“Meskipun mahal jengkol tetap dicari, informasi petugas di lapangan, setiap harinya pedagang dapat menjual jengkol hingga setengah ton, meskipun harganya melambung tinggi. Kami menduga minimnya stok menjadi penyebab naiknya harga jengkol,” katanya.
Sementara beberapa orang ibu rumah tangga yang ditemui mengatakan meskipun mahal jengkol tetap menjadi hidangan favorit di warung makan yang mereka kelola.
“Berat sih, namun dapat disiasati dengan menaikkan harga sedikit karena masakan jengkol yang bisa disemur atau digoreng harus tetap ada karena menjadi menu andalan di warung makan yang sudah memiliki banyak pelanggan,” kata Eni Sumiyati, pemilik rumah makan di Kecamatan Cianjur. (SKO)