Buset! Merger dan IPO Grab-Altimeter di AS Diproyeksi Tembus Rp578 Triliun
Grab Holding Inc tengah menyiapkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Amerika Serikat melalui merger dengan perusahaan Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang berbasis di Silicon Valley Altimeter Capital.
Fintech
JAKARTA – Grab Holding Inc tengah menyiapkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Amerika Serikat melalui merger dengan perusahaan Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang berbasis di Silicon Valley Altimeter Capital.
Mengutip dari Bloomberg, Grab akan menetapkan valuasi pasar IPO sebesar US$39,6 miliar setara Rp578 triliun (asumsi kurs Rp14.605 per dolar Amerika Serikat).
Kesepakatan itu juga memasukkan US$4 miliar (Rp58,4 triliun) untuk private investment in public equity (PIPE) dengan modal terbesar mencapai US$750 juta (Rp1,1 triliun) dari Altimeter Capital.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Sejumlah investor lainnya juga ikut mendanai hal tersebut, termasuk BlackRock Inc, T. Rowe Price Associates Inc, dan Fidelity International.
“Ini pasti salah satu perusahaan internet terbaik. Perjalanan ke depan masih sangat panjang dan sangat lebar bagi Grab” ujar CEO Altimeter Capital Brad Gertsner.
Entitas saham gabungan itu akan diperdagangkan melalui salah satu indeks saham Wallstreet, NASDAQ dalam beberapa bulan ke depan.
Melansir dari laman resmi Grab, Altimeter berkomitmen untuk menjadi sponsor saham Grab selama tiga tahun ke depan.
“Ini adalah tonggak sejarah dalam perjalanan kami untuk membuka akses bagi semua orang untuk mendapatkan manfaat dari ekonomi digital,” ujar CEO Grab Anthony Tan.
Anthony Tan juga mengatakan, hal ini dapat menjadi tanda bahwa dunia telah mengakui potensi ekonomi digital Asia Tenggara.
Melalui upaya ini, Grab berharap dapat memperluas pasarnya hingga US$180 miliar (Rp2,6 kuadriliun) pada 2025, dari US$52 miliar (Rp759,4 triliun) pada 2020. (SKO)