Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Butuh Investasi Pabrik Baru US$2 Miliar, IPO Pupuk Kaltim (PKT) Maksimal Semester I -2023

  • PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) jadi salah satu anak usaha BUMN yang akan IPO tahun depan.

Korporasi

Laila Ramdhini

JAKARTA - Rencana sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usah BUMN untuk melepas sebagian sahamnya di bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Intial Public Offering (IPO) semakin menunjukkan titik terang. 

Wakil Menteri BUMN Pahala N Mansury dalam rapat kerja dengan komisi VI DPR menyampaikan, sejumlah BUMN dan anak usaha BUMN yang akan IPO tahun 2023 adalah PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina Geothermal Energy, Palm.Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

“Untuk PHE sudah mendaftarkan rencana IPO-nya ke OJK pada Desember 2022 ini. Yang lain seperti Palm Co dan PKT maksimal akan mengajukan pendaftaran ke OJK pada kuartal I-2023. Targetnya di semester I-2023 seluruh proses IPO ini sudah selesai,” jelas Pahala Mansury pada rapat kerja yang berlangsung di di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Rabu, 7 Desember 2022.

Lebih jauh, Pahala menjelaskan, melalui IPO ini perusahaan-perusahaan BUMN tersebut dapat mendukung upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan energi dan pangan. Ia mencontohkan rencana IPO PKT. Menurutnya, melalui IPO ini, PKT diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga ketersediaan pupuk bagi terciptanya ketahanan pangan dapat terwujud.

“PKT adalah perusahaan pupuk urea terbesar di ASEAN. Kapasitas produksinya mencapai sekitar 6,5 juta ton dan menjadi salah satu kontributor terbesar PT Pupuk Indonesia yang kini punya kapasitas produksi 21,1 juta ton per tahun,” jelas Pahala.

IPO PKT ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pupuk nasional. Dana hasil IPO rencananya akan digunakan oleh perusahaan yang berdomisili di Bontang, Kalimantan Timur itu untuk membiayai pembangunan pabrik urea dengan kapasitas produksi 1,15 juta ton dan methanol sebesar 1 juta ton per tahun. Pabrik yang akan berlokasi di wilayah Papua Barat itu diperkirakan butuh biaya investasi sebesar US$2 miliar.

Selain dari IPO, Pahala mengungkapkan, pembiayaan pabrik PKT di Papua Barat itu juga akan menggunakan sumber dana lainnya. Menurutnya, Debt Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap permodalan PKT hingga saat ini masih cukup rendah. “Target IPO untuk PKT sekitar 10-20%. Sementara DER PKT akan dijaga pada kisaran 30-50%,” ungkapnya.  

Dalam pertemuan dengan komisi VI DPR tersebut, Pahala juga menyampaikan peluang bagi PKT untuk mengoptimalkan produksi gas dari Blok Masela. Sejalan dengan rencana pengembangkan blok gas alam yang cukup besar itu, kementerian BUMN memiliki rencana untuk mendorong ekspansi PKT selanjutnya ke wilayah Maluku, lokasi dimana Blok Masela berada.

“Dengan IPO PKT punya peluang mengoptimalkan produksi gas di dalam negeri yang diperkirakan akan terus naik pada tahun 2027-2030. PKT juga dapat mengoptimalkan kebutuhan pupuk per hektar di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan Vietnam maupun Malaysia,” ujar Wamen BUMN I ini.

Sebelumnya, Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menjelaskan, selama periode Januari- Oktober 2022, PKT mampu memproduksi pupuk urea sebanyak 92% dari target tahun ini sebanyak 3,42 juta ton. Sementara, NPK mencapai 102% dari target 250.000 ton dan amonia sebesar 101% dari target 2,79 juta ton.

Pupuk Kaltim juga memastikan bahwa pada Oktober lalu produksi dan distribusi pupuk untuk periode musim tanam pertama 2023 (Maret-April 2023) sudah aman.

“Per tanggal 26 November 2022, sebanyak 108.917 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 6.725 ton NPK formula khusus, serta 158.702 ton pupuk urea non subsidi dan 38.073 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim,” ungkap Rahmat.

Stok pupuk tersebut saat ini sudah berada di gudang-gudang milik PKT di berbagai wilayah penyaluran pupuk subsidi. Diataranya adalah wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Nusa Tenggara Barat.