Butuh Lokalitas Energi untuk Penuhi Kebutuhan Listrik
JAKARTA – Untuk mewujudkan sistem kelistrikan yang tangguh, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, setidaknya dibutuhkan lokalitas energi, pembangkit listrik yang fleksibel, dan sistem yang interkoneksi. Ia mengakui, keterbatasan ekonomi dan kondisi geografis serta sistem distribusi kelistrikan yang terpusat belum mampu menjangkau seluruh wilayah di […]
Industri
JAKARTA – Untuk mewujudkan sistem kelistrikan yang tangguh, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, setidaknya dibutuhkan lokalitas energi, pembangkit listrik yang fleksibel, dan sistem yang interkoneksi.
Ia mengakui, keterbatasan ekonomi dan kondisi geografis serta sistem distribusi kelistrikan yang terpusat belum mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
“Oleh karena itu, melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan lokal yang tersedia di setiap wilayah, microgrids dapat digunakan sebagai solusi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Sabtu, 31 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa microgrids dirancang untuk mencapai fleksibilitas jaringan dan kemampuan pemrosesan data.
Fleksibilitas diperoleh melalui kombinasi berbagai sumber energi terbarukan, seperti matahari dan angin, dengan baterai dan genset diesel yang terhubung ke jaringan pusat.
Menurutnya, microgrids sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan.
Dalam mencapai target penurunan emisi karbon sekaligus meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan, lanjut Arifin, pihaknya telah menerapkan berbagai aturan kegiatan research and development.
“Indonesia berupaya menerapkan metode yang lebih cerdas dalam bisnis energi sehingga industri energi nasional siap bersaing di pasa global,” tambahnya.
Saat ini, kata dia, Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan lebih dari 400 GW, akan tetapi pemanfaatan potensi tersebut masih 10 GW.
Untuk meningkatkan porsi Variable Renewable Energy (VRE) tersebut, pihaknya berupaya memasukkan floating solar PV bersama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memitigasi masalah intermittency dari pembangkit listrik PV.