<p>Ilustrasi jaringan listrik PLN. / Pixabay</p>
Industri

Butuh Lokalitas Energi untuk Penuhi Kebutuhan Listrik

  • JAKARTA – Untuk mewujudkan sistem kelistrikan yang tangguh, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, setidaknya dibutuhkan lokalitas energi, pembangkit listrik yang fleksibel, dan sistem yang interkoneksi. Ia mengakui, keterbatasan ekonomi dan kondisi geografis serta sistem distribusi kelistrikan yang terpusat belum mampu menjangkau seluruh wilayah di […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Untuk mewujudkan sistem kelistrikan yang tangguh, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, setidaknya dibutuhkan lokalitas energi, pembangkit listrik yang fleksibel, dan sistem yang interkoneksi.

Ia mengakui, keterbatasan ekonomi dan kondisi geografis serta sistem distribusi kelistrikan yang terpusat belum mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

“Oleh karena itu, melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan lokal yang tersedia di setiap wilayah, microgrids dapat digunakan sebagai solusi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa microgrids dirancang untuk mencapai fleksibilitas jaringan dan kemampuan pemrosesan data.

Fleksibilitas diperoleh melalui kombinasi berbagai sumber energi terbarukan, seperti matahari dan angin, dengan baterai dan genset diesel yang terhubung ke jaringan pusat.

Menurutnya, microgrids sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan.

Dalam mencapai target penurunan emisi karbon sekaligus meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan, lanjut Arifin, pihaknya telah menerapkan berbagai aturan kegiatan research and development.

“Indonesia berupaya menerapkan metode yang lebih cerdas dalam bisnis energi sehingga industri energi nasional siap bersaing di pasa global,” tambahnya.

Saat ini, kata dia, Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan lebih dari 400 GW, akan tetapi pemanfaatan potensi tersebut masih 10 GW.

Untuk meningkatkan porsi Variable Renewable Energy (VRE) tersebut, pihaknya berupaya memasukkan floating solar PV bersama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memitigasi masalah intermittency dari pembangkit listrik PV.