Ilustrasi Batu Bara
Korporasi

Butuh Modal, Perusahaan Batu Bara Hary Tanoesoedibjo (IATA) Terbitkan Surat Utang Rp1,5 Triliun

  • Nilai penerbitan surat utang emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini mencapai 126,63% dari jumlah ekuitas
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) berencana melaksanakan aksi korporasi untuk mencari tambahan modal kerja. 

Dalam prospektus di Bursa Efek Indonesia, Kamis 11 Mei 2023, perusahaan batu bara milik MNC Group ini akan menerbitkan obligasi, sukuk atau surat utang lainnya dari lembaga keuangan bukan bank senilai Rp1,5 triliun dan penerbitan 2,52 miliar saham baru. 

Kedua rencana aksi ini akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa(RUPSLB) pada tanggal 16 Juni 2023. Nilai penerbitan surat utang emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini mencapai 126,63% dari jumlah ekuitas perseroan per 31 Desember 2022 senilai US$75,357 juta. 

Rencananya, dana hasil utang itu akan memperkuat struktur permodalan dan keuangan, termasuk namun tidak terbatas pada cadangan peningkatan modal kerja dan/atau anak usaha, dan/atau digunakan untuk melakukan pelunasan atas utang-utang dan untuk perluasan kegiatan usaha perseroan. 

Dikatakan, IATA memiliki cadangan batu bara terbukti sebesar 386,6 juta MT dari sekitar 20%  total luas area penambangan sebesar 72.478 Ha. 

Selain itu, kegiatan eksplorasi masih dilakukan secara bertahap pada sisa area penambangan seluas 57.793 Ha, di mana Perseroan meyakini cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi yang menunjukkan temuan baru 

Selain penerbitan surat utang, IATA juga akan mencari investor baru dengan menawarkan 2.523.822.150 saham baru. Investor baru itu masuk melalui penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement. 

Aksi korporasi ini akan dihelat dalam rentang waktu 2 tahun sejak persetujuan pemodal dalam RUPSLB tanggal 16 Juni 2023. 

Dana hasil aksi korporasi ini digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan keuangan Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada cadangan peningkatan modal kerja Perseroan. 

Dengan rencana tersebut pemegang saham IATA akan mengalami penurunan (dilusi) kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan yaitu sebanyak-banyaknya 9,09% setelah private placement.