Buyback 80 Juta Lembar Saham, Hermina (HEAL) Anggarkan Rp100 Miliar
- PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menganggarkan maksimum Rp100 miliar untuk pembelian kembali saham atau buyback saham maksimum 80 juta lembar saham.
Korporasi
JAKARTA – PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menganggarkan maksimum Rp100 miliar untuk pembelian kembali saham atau buyback saham maksimum 80 juta lembar saham.
Direktur HEAL Aristo Setiawidjaja mengatakan perseroan membatasi harga pembelian kembali saham sebesar maksimum Rp1.450 per lembar saham.
Dalam keterbukaan informasi, Minggu 12 Desember 2021, pengelola rumah sakit Hermina ini berencana mengeksekusi rencana buyback saham sejak 13 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022.
- Mengunjungi Pasar Gede Surakarta, Yang Dikenal Sebagai Pasar Priyayi
- Ada 8 Saham Baru dan 1 Obligasi Yang Tercatat di BEI Dalam Sepekan, Simak Ringkasannya
- Simak Catatan Menkeu Sri Mulyani Soal Agenda Utama Presidensi G20 Indonesia
“Perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk melaksanakan rencana pembelian kembali saham sehingga Direksi Perseroan menilai bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi.
Pembelian kembali saham diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Pembelian kembali atas saham Perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi Perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham tresuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika Perseroan memerlukan penambahan modal.
Target Pendapatan
Pada perkembangan lain, manajemen Hermina optimistis di tahun 2021, Hermina akan menorehkan pendapatan sebesar Rp5,5 triliun. Ini menunjukkan kinerja pertumbuhan yang tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2020 sebesar Rp4,4 triliun.
Jika dilihat di tahun 2021, pendapatan dari COVID-19 adalah sekitar sepertiga dari total pendapatan Hermina. Jika tidak terjadi gelombang COVID-19 berikutnya, maka sekitar Rp1,9 triliun dari pendapatan yang berhubungan dengan pelayanan COVID-19 tidak akan menjadi recurring revenue.
- INKA Ujicoba Internal Kereta Rel Diesel Elektrik
- Bank Artha Graha Milik Tomy Winata Digugat Nasabahnya di Makassar, Masalah Agunan Kredit
- Bos Mayapada Group Dato Sri Tahir Tambah Saham di MPRO Jadi 21,25%
“Oleh karena itu, manajemen percaya bahwa banyak sekali pent-up demand (pelayanan yang tertunda) selama masa pandemi COVID-19 dan ini akan memberikan extra demand ketika kondisi pandemi sudah menurun,” ungkap manajemen.
Untuk tahun depan, pendapatan perseroan ditargetkan sekitar Rp5,5 triliun. Perseroan menargetkan penambahan rumah sakit sebanyak 3 rumah sakit pada tahun depan. Sedangkan untuk capex, tahun depan diperkirakan sebesar Rp900 miliar hingga Rp1 trilliun.
“Untuk tahun 2022, fokus dari bisnis Hermina akan kembali menjadi business as usual, artinya pendapatan akan berasal dari pasien nonCOVID-19. Namun, tetap terdapat kemungkinan terjadi fluktuasi dari jumlah pasien COVID-19 mengingat saat ini kita masih dalam masa pandemi,” ujar manajemen.