(Kanan ke Kiri) Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk. Agung Wirajaya, Chief Operating Officer Kota Podomoro Tenjo Puspalily Tanusatrio, General Manager Marketing Kota Podomoro Tenjo Yoga Gunawan, dan Kepala Project Kota Podomoro Tenjo Mansyur Wahab dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT)  ke-2 Kota Podomoro Tenjo yang diselenggarakan bersamaan dengan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia di Senayan City Jakarta, (17/8/22). Kegiatan ini merupakan bagian dari Festival Investasi Properti Hari Kemerdekaan Agung Podomoro yang berlangsung pada 9 - 28 Agustus 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Buyback Obligasi: Strategi Agung Podomoro (APLN) Kelola Keuangan Pascapandemi

  • Manajemen APLN menjelaskan bahwa buyback obligasi merupakan langkah perseroan untuk mengelola utang dan menjaga arus kas yang lebih sehat dan berkelanjutan

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Raksasa properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) terus berupaya mengelola kondisi keuangan dengan melakukan aski beli kembali (buyback) obligasi menyusul kondisi ekonomi dan industri properti yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi COVID-19.

Dua Direktur APLN Cesar M. Dela Cruz dan Marni Ang mengungkapkan dalam sebuah keterbukaan informasi bahwa rencana buyback obligasi dilaksanakan melalui APL Reality Holdings Pte. Ltd, untuk Obligasi Senior berbunga tetap 5,95% yang akan jatuh tempo pada 2 Juni 2024. 

Pembelian kembali obligasi senilai US$300 juta telah disepakati oleh Dealer Manager Agreement pada 11 Juli 2023 dan direncanakan rampung pada 31 Juli 2023. “Kecuali diperpanjang atau diselesaikan lebih awal," ujarnya, Kamis, 13 Juli 2023.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis oleh APL Realty Holdings Pte. Ltd. di Bursa Efek Singapura (SGX) pada 11 Juli 2023, harga pembelian kembali obligasi senior ini ditetapkan sebesar US$600 untuk setiap US$1.000 pokok obligasi ditambah bunga yang terakumulasi.

Manajemen APLN menjelaskan bahwa buyback obligasi merupakan langkah perseroan untuk mengelola utang dan menjaga arus kas yang lebih sehat dan berkelanjutan. 

“Dengan beban utang yang besar dan keterbatasan permodalan, buyback diharapkan dapat mengoptimalkan struktur permodalan serta mendapatkan pendanaan dalam mata uang rupiah.”

Peringkat Utang Dipangkas

Moody's baru saja memangkas rating Agung Podomoro dari Caa1 menjadi Caa2. Hal yang sama juga berlaku dengan peringkat senior notes yang diterbitkan 2 Juni 2017.

Kinerja APLN sendiri sebenarnya sangat positif. Lewat berbagai proyek properti di sejumlah daerah dan juga di Jabodetabek, perusahaan yang dimiliki oleh Trihatma K. Haliman ini agresif menawarkan produk-produk terbaiknya.

Pada kuartal I-2023 APLN mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp1,15 triliun. Jumlah ini turun 8,58% dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp1,26 triliun.  Perusahaan properti ini membukukan laba kotor sebesar Rp380,2 miliar, turun 19,91% dari tahun sebelumnya Rp474,7 miliar.

Dari berbagi proyek properti yang dibangun di berbagai daerah, pada kuartal I-2023 APLN membukukan pengakuan penjualan sebesar Rp813,2 miliar. Sedangkan penjualan pemasaran (marketing sales) di luar PPN sebesar Rp242 miliar. 

Sementara itu, dari bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan, APLN pendapatan berulang menjadi Rp337,8 miliar, meningkat dari periode sama tahun 2022 sebesar Rp299,1 miliar.

Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land Justini Omas mengatakan, Agung Podomoro terus berusaha untuk mendorong penguatan bisnis melalui sejumlah inisiatif.

APLN akan memaksimalkan penjualan proyek-proyek properti di daerah-daerah dengan daya beli konsumen tinggi. Contohnya di Medan, Bandung, Karawang, Jakarta dan proyek baru di Bogor, yaitu Kota Podomoro Tenjo,” jkata Justini belum lama ini.