<p>Manajemen emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk (HRUM) / Istimewa</p>
Korporasi

Bye Batu Bara! Harum Energy Disuntik Rp10 T Ekspansi Nikel

  • Diperkirakan, kontribusi segmen nikel terhadap laba bersih perusahaan akan meningkat jadi sekitar 20% pada tahun 2023 dan 2024

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Anak usaha PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Tanito Harum Nickel (THN) mengantongi kredit sindikasi senilai US$620 juta atau setara Rp10 triliun. 

Dana fantastis tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi perseroan ke sektor pertambangan dan pengolahan nikel. 

Direktur Utama HRUM Ray A. Gunara mengungkapkan, pinjaman tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi perseroan ke sektor pertambangan dan pengolahan nikel. Perjanjian fasilitas pinjaman diteken pada 5 April 2024. 

Sejumlah bank pemberi kredit yaitu United Overseas Bank Ltd., PT Bank UOB Indonesia, Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd., PT Bank OCBC NISP Tbk, DBS Bank Ltd., PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Permata Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank CTBC Indonesia, PT Bank BTPN Tbk, dan PT Bank KB Bukopin Tbk. 

“Tujuan penggunaan dana dari fasilitas pinjaman adalah untuk membiayai kebutuhan umum perusahaan dan investasi; pembiayaan kembali pinjaman pemegang saham yang diberikan kepada THN; pembiayaan modal kerja dan keperluan umum perusahaan dari THN berikut anak perusahaanya; pembiayaan atas pengeluaran berdasarkan atau sehubungan dengan diperolehnya fasilitas pinjaman,” tulis Ray dalam keterbukaan informasi dikutip, Kamis 18 April 2024. 

Adapun fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada 48 bulan setelah tanggal penarikan pertama. Sementara bunga pinjamannya sebesar 2,05% sampai 2,55% di atas SOFR untuk pinjaman yang didanai pemberi pinjaman luar negeri. Sedangkan 2,30% sampai 2,80% di atas SOFR untuk pinjaman yang didanai pemberi pinjaman dalam negeri. 

Ray menerangkan, fasilitas pinjaman tersebut akan menjadi salah sumber pendanaan utama perseroan untuk mendukung ekspansi ke sektor pertambangan dan pengolahan nikel yang sudah dirintis HRUM melalui THN sejak 2020. Ekspansi ini sekaligus sebagai upaya diversifikasi usaha agar perseroan dapat tumbuh berkelanjutan. 

“Ekspansi tersebut diharapkan terus berlanjut dan berkembang sebagai realisasi dari strategi usaha jangka panjang perusahaan,” tambah Ray. 

Di sisi lain, fasilitas pinjaman ini akan menimbulkan kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman bagi THN. Walaupun pada saat yang sama, fasilitas pinjaman tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas dan likuiditas keuangan serta kemampuan THN dan perseroan untuk membiayai ekspansi dan pengembangan usahanya. 

Apalagi, perseroan dan afiliasinya telah menyediakan jaminan dan penanggungan tertentu untuk dapat menggunakan fasilitas pinjaman ini. Adapun, jaminan yang diberikan sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam perjanjian fasilitas pinjaman (transaksi). 

Misalnya, jaminan fidusia atas saham-saham THN di PT Harum Nickel Industry, PT Infel Metal Industry, PT Position dan PT Blue Sparking Energy. Jaminan lainnya yaitu THN dan PT Harum Nickel Industry mengalihkan hak-hak mereka berdasarkan pinjaman intra-perusahaan yang diberikan kepada setiap anak usaha THN atau subordinasi HRUM dan atau HNP kepada THN. 

Kemudian, jaminan berupa gadai atau charge atas seluruh akun THN, PT Harum Nickel Industry dan PT INfei Metal Industry, dan jaminan perusahaan HRUM sebagai induk perusahaan THN. 

Di samping itu, Ray melanjutkan, perjanjian fasilitas pinjaman juga meliputi janji-janji keuangan antara lain mewajibkan THN untuk memastikan setiap periode setengah tahunan agar rasio total utang kotor terhadap Ebitda THN dan anak usahanya kurang dari atau setara 3,50:1 dan 2,50:1. Lalu, Ebitda terhadap total pembayaran utang lebih besar atau setara 1,50:1. 

“Tidak ada dampak negatif material dari perolehan fasilitas pinjaman dan pemberian jaminan dan penanggungan atas fasilitas pinjaman terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” tandas Ray. 

Sebagaimana diketahui, Harum Energy mulai menggeser fokus bisnisnya pada industri nikel. Hasilnya, investasi perseroan pada industri nikel terbukti sukses karena segmen tersebut memberikan kontribusi sekitar 12% pada laba bersih HRUM sepanjang tahun 2022. 

Diperkirakan, kontribusi segmen nikel terhadap laba bersih perusahaan akan meningkat. Bisa mencapai sekitar 20% pada tahun 2023 dan 2024, ditambah dengan prospek yang lebih baik untuk industri nikel.