<p>Ilustrasi kontraktor pertambangan nikel, batu bara, dan jasa tambang lain dari PT Darma Henwa Tbk (DEWA) / Dok Perseroan</p>
Industri

Cadangan Batu Bara di Indonesia Capai 38,8 Miliar Ton

  • JAKARTA – Cadangan batu bara di Indonesia saat ini mencapai 38,8 miliar ton dari total sumber daya keseluruhan yang sebesar 143,7 miliar ton. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko menjelaskan, pemanfaatan batu bara tersebut tersebut digunakan dalam hal ketahanan energi (energy security), keterjangkauan energi (energy affordability), dan keberlanjutan […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Cadangan batu bara di Indonesia saat ini mencapai 38,8 miliar ton dari total sumber daya keseluruhan yang sebesar 143,7 miliar ton.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko menjelaskan, pemanfaatan batu bara tersebut tersebut digunakan dalam hal ketahanan energi (energy security), keterjangkauan energi (energy affordability), dan keberlanjutan energi (energy sustainability).

Ia mengaku, banyak masyarakat yang menganggap batu-bara merupakan sumber energi yang kotor. Meskipun demikian, pemanfaatan batu bara juga penting untuk lingkungan.

“Batu bara bisa digunakan untuk sumber energi yang berkecukupan dan terjangkau,” katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sujatmiko pun menyebut, batu bara berkontribusi besarnya terhadap sektor minerba. Hal ini dapat dilihat melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2020 yang sebesar Rp34,65 triliun.

Sementara untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM), sumbangsihnya mencapai Rp1,67 triliun. Menurutnya, nilai tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian nasional.

Adapun pada tahun lalu, produksi batu bara nasional tercatat sebanyak 564 juta ton, di mana 138 juta ton digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.

Terkait hal ini, ke depan ia berkomitmen akan terus memperkuat pengawasan terhadap usaha pertambangan minerba di Indonesia. Peningkatan dan pengawasan dilakukan dengan penggunaan kombinasi teknologi machine learning dan artificial intelligence (AI) dalam pengolahan citra dan geodatasets.

“Kami juga terus mendorong penerapan teknologi melalui clean coal technology,” tambahnya.

HBA Juli 2021

Sebagai informasi, Harga Batu-bara Acuan (HBA) Juli 2021 berada di posisi tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir alias sejak November 2011.

Pada periode ini, HBA mengalami kenaikan sebesar US$15,02 per ton menjadi US$115,35 per ton. Diketahui, HBA Juni 2021 berada di level US$100,33 per ton.

Ketetapan kenaikan HBA ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.121.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan Juli Tahun 2021.

Kenaikan ini utamanya dipicu oleh tingginya tingkat konsumsi di negara Asia Timur. Di Tiongkok, misalnya, permintaan melonjak karena geliat aktivitas pembangkit listrik di sana. Selain Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan juga menunjukkan kenaikan permintaan. Alhasil, imbasnya berpengaruh terhadap kenaikan harga batu-bara global.