Staf menurunkan bendera nasional China di depan layar yang menampilkan indeks dan harga saham di luar Exchange Square, di Hong Kong, China (Reuters/Tyrone Siu)
Dunia

Cadangan Devisa China Turun Rp136 Triliun, Ini Pemicunya

  • Pada akhir Januari 2024, data yang dirilis oleh State Administration of Foreign Exchange (SAFE) mengungkapkan bahwa cadangan devisa China merosot menjadi US$3,2193 triliun atau sekitar Rp50.349 triliun (kurs Rp15.636). Penurunan terjadi sebesar US$8,7 miliar atau sekitar Rp136 triliun atau sebesar 0,58% dibandingkan dengan Desember 2023.
Dunia
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Pada akhir Januari 2024, data yang dirilis oleh State Administration of Foreign Exchange (SAFE) mengungkapkan bahwa cadangan devisa China merosot menjadi US$3,2193 triliun atau sekitar Rp50.349 triliun (kurs Rp15.636). Penurunan terjadi sebesar US$8,7 miliar atau sekitar Rp136 triliun atau sebesar 0,58% dibandingkan dengan Desember 2023.

Faktor yang menyebabkan penurunan ini, menurut pernyataan SAFE, antara lain adalah penguatan indeks dolar AS dan fluktuasi harga aset keuangan global. 

Meskipun China menunjukkan tanda-tanda stabilitas ekonomi dengan produksi yang relatif stabil dan peningkatan konsumsi selama liburan, penurunan cadangan devisa telah menimbulkan kekhawatiran di pasar global.

Dilansir Xinhua, Kamis, 8 Februari 2024, Kepala ekonom China Minsheng Bank, Wen Bin, mengungkap, walaupun terjadi penurunan, perekonomian China secara umum tetap stabil. 

Namun, analis pasar mengamati bahwa penurunan cadangan devisa dapat mempengaruhi sentimen investor terhadap yuan China dan menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi negara itu.

Penurunan cadangan devisa China juga menyoroti pentingnya upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan negara dan menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks. 

Diperlukan langkah-langkah yang hati-hati dan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan China di masa yang akan datang.

Dalam konteks ini, pasar akan terus memperhatikan perkembangan lebih lanjut terkait cadangan devisa China serta tanggapan pemerintah dalam mengatasi tantangan ekonomi yang mungkin muncul. 

Hal tersebut menegaskan perlunya kewaspadaan dan kebijaksanaan dalam menghadapi dinamika pasar global yang terus berubah.