Cadangan Devisa Desember Naik Capai US$135,9 Miliar
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Desember 2020 sebesar US$135,9 miliar. Jumlah tersebut naik dari posisi akhir November sebesar US$133,6 miliar. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Perry menambahkan cadev saat […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Desember 2020 sebesar US$135,9 miliar.
Jumlah tersebut naik dari posisi akhir November sebesar US$133,6 miliar. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Perry menambahkan cadev saat ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Cadangan devisa akhir Desember 2020 sangat tinggi, naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual, Kamis, 21 Januari 2021.
Ke depan, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah yakni sekitar 1-2% pada 2021. Sehingga, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Ia menjelaskan, meningkatnya cadev pada periode ini dipengaruhi neraca pembayaran Indonesia diperkirakan tetap baik. Sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.
Kinerja positif transaksi berjalan diperkirakan berlanjut pada kuartal IV-2020, terutama didorong oleh surplus neraca barang yang meningkat. Neraca perdagangan pada kuartal IV-2020 mencatat surplus sebesar US$8,3 miliar, naik dari kuartal sebelumnya US$8 miliar.
Ekspor juga mencatatkan nilai tertinggi sejak 2013 dengan nilai US$16,5 miliar atau tumbuh 14,6% secara tahunan. Ini sejalan dengan meningkatnya harga komoditas dan permintaan eksternal terutama dari Tiongkok, Amerika Serikat dan ASEAN.
Secara keseluruhan pada 2020, defisit transaksi berjalan diperkirakan sekitar 0,5% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.
Sementara itu, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali berlanjut. Tercermin dari investasi portofolio yang mencatat aliran masuk (net inflow) sebesar US$2,1 miliar pada kuartal IV-2020.
Ini berkebalikan dari capaian kuartal sebelumnya yang mencatat aliran keluar mencapai US$1,7 miliar.
Memasuki awal 2021, sampai dengan 19 Januari 2021, BI mencatat sudah ada modal asing masuk mencapai US$5,1 miliar. Ini termasuk penerbitan obligasi global dari pemerintah.
“Maka dari itu, cadev kita sangat tinggi yakni mencapai US$135,9 miliar.”