<p>Karyawan menunjukkan uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu Bank BUMN di Jakarta, Selasa 2 Juni 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat cukup signifikan, pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,33 persen ke level Rp14.415 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,039 poin atau 0,04 persen ke level 97,869 pada pukul 14.53 WIB. New Normal yang akan diberlakukan secara bertahap dianggap menjadi sentimen positif terhadap pergerakan pasar saat ini. Foto: Ismail pohan/TreAsia</p>
Industri

Cadangan Devisa Juni 2020 Meningkat, Sukuk Global Paling Berpengaruh

  • JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) negara sebesar US$131,7 miliar pada akhir Juni 2020. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2020 sebesar US$130,5 miliar. Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) negara sebesar US$131,7 miliar pada akhir Juni 2020.

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2020 sebesar US$130,5 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Posisi tersebut berada di atas standar kecukupan internasional kurang lebih tiga bulan impor,” katanya dalam siaran tertulis yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 8 Juli 2020.

Onny menilai, cadev saat ini mampu mendukung ketahanan di sektor eksternal, serta dapat menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

Adapun faktor utama peningkatan cadev pada Juni 2020, utamanya dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah.

Ke depan, lanjutnya, BI memandang cadev tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Diketahui, pemerintah belum lama ini kembali menerbitkan sukuk global di pasar internasional dengan denominasi dolar AS dalam format-144A/Reg S Trust Certificate sebesar US$2,5 miliar.

Rincian sukuk tersebut, yakni US$750 juta dengan tenor 5 tahun, US$1 miliar bertenor 10 tahun, dan tenor 30 tahun sebesar US$750 juta.

Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, investor global merespons baik penerbitan sukuk global tersebut.

“Respons sangat baik dari para investor global dan lokal sehingga menghasilkan orderbook sebesar US$16,66 miliar, kurang lebih 6,7 kali di atas target pemerintah,” tulis keterangan resmi tersebut.