Kendaraan melintas dengan latar gedung bertingkat  di Jalan Layang Non Tol Dr. Satrio, Jakarta, Senin, 27 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Cair! ADB Setujui Pinjaman Rp7,1 Triliun untuk Pemulihan Indonesia

  • Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman senilai US$500 juta atau setara Rp7,11 triliun untuk Indonesia.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$500 juta atau setara Rp7,11 triliun (kurs Rp14.230 per dolar Amerika Serikat) untuk Indonesia. Pinjaman ini akan digunakan Indonesia untuk melakukan pemulihan dari dampak pandemi COVID-19 dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.

Direktur ADB Bidang Pembangunan Manusia dan Sosial bagi Asia Tenggara Ayako Inagaki mengatakan pinjaman ini akan membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menaikkan produktivitas tenaga kerja serta reformasi di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

“Program ini mendukung reformasi penting yang membantu pemerintah mencapai berbagai target kesehatan dan pendidikan dalam Sustainable Development Goals,” katanya, dikutip dari Antara, Senin, 22 November 2022.

Hal ini seiring diperlukannya pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 7 persen agar Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Sehingga membutuhkan angkatan kerja yang terampil bagi transisi menuju manufaktur teknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.

Indeks modal manusia Indonesia juga telah naik menjadi 54% pada 2020 dari sebelumnya 50% pada 2010.

Pembangunan manusia diidentifikasi sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi dalam Visi 2045 pemerintah Indonesia dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020–2024.

Pinjaman baru ini membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram Meningkatkan Produktivitas Melalui Program Pembangunan Modal Manusia (Boosting Productivity through Human Capital Development Program).

Program ini menggabungkan pinjaman berbasis kebijakan dengan bantuan teknis dan dukungan pengetahuan yang berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial sehingga akan menaikkan indeks SDM Indonesia menjadi 59% pada 2026.

“Adanya angkatan kerja yang terampil dan sehat melalui pendidikan teknis dan vokasi, pelatihan dan pendidikan tinggi akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia sehingga turut memajukan pembangunan sektor swasta,” jelasnya.