Cair! Duit dari Negara untuk Garuda Indonesia Lewat OWK Rp1 Triliun
Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyelesaikan proses pencairan dana hasil penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebesar Rp1 triliun.
Korporasi
JAKARTA – Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyelesaikan proses pencairan dana hasil penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebesar Rp1 triliun.
Pencairan dana hasil penerbitan OWK tersebut mengacu pada perjanjian penerbitan OWK pada akhir 2020. Kesepakatan itu dalam rangka implementasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dilakukan antara GIAA dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), selaku pelaksana investasi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Adapun dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
Sedangkan, persetujuan penerbitan OWK yang telah diperoleh perseroan maksimum sebesar Rp8,5 triliun dengan tenor paling lama 7 tahun.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Sesuai dengan perjanjian penerbitan OWK pada akhir Desember 2020, implementasi pencairan dana OWK yang telah terlaksana pada tanggal 4 Februari 2021 sebesar Rp1 triliun dengan tenor 3 tahun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, dana hasil penerbitan OWK tersebut telah dicairkan pada pertengahan kuartal I-2021. Menurutnya, hal ini dapat memperkuat kinerja sekaligus fundamental operasional perseroan.
“Ini tentunya menjadi momentum tersendiri bagi Garuda Indonesia untuk terus memperkuat upaya pemulihan kinerja sejalan dengan kinerja fundamental operasional perusahaan yang secara konsisten terus menunjukan pertumbuhan yang positif,” ujarnya melalui pengumuman bursa, Selasa 9 Februari 2021.
Kinerja Perusahaan
Hingga awal kuartal IV-2020, GIAA mencatatkan jumlah penumpang tertinggi selama pandemi. Pada periode November 2020, jumlah penumpang Garuda Indonesia Group tembus 1 juta orang.
Capaian ini meningkat pesat dari masa awal pandemi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkode saham GIAA ini saat pandemi hanya dapat mengangkut sekitar 30.000 penumpang.
Dari bisnis angkutan kargo, pada November 2020 GIAA mencatat pertumbuhan sebesar 12,20 % menjadi 24.600 ton angkutan kargo.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
GIAA juga berhasil menekan pengelolaan biaya produksi hingga US$15 juta atau setara Rp210 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) per bulannya.
Hal tersebut dibarengi dengan upaya perseroan dalam melakukan negosiasi biaya sewa pesawat hingga optimalisasi biaya penunjang lainnya.
Di pasar modal, saham GIAA ditutup menguat 1,79% sebesar 6 poin pada level harga Rp342 per lembar pada akhir sesi perdagangan Selasa, 9 Februari 2021. (SKO)