Bendungan Sadawarna.
Nasional

Canggih dan Ramah Lingkungan, Pembangunan Bendungan Sadawarna di Subang Capai 90 Persen

  • Bendungan Sadawarna menerapkan konsep green natural recycle yang mengedepankan prinsip infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan
Nasional
Liza Zahara

Liza Zahara

Author

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan progres pembangunan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Jawa Barat sudah mencapai mencapai 90%.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan Bendungan Sadawarna menerapkan konsep green natural recycle yang mengedepankan prinsip infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan. Konsep ini diterapkan pada Bendungan Sadawarna mulai dari tahap survai, investigasi, desain, pembebasan tanah, konstruksi, operasi, hingga pemeliharaan.

Basuki menjelaskan, pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan bertujuan untuk menciptakan nilai tambah sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang.

"Selain itu, pembangunan infrastruktur dapat mengoptimalkan pengembangan seluruh potensi wilayah yang tersedia dan meminimalkan dampak negatif," kata Basuki dalam keterangan resmi, Selasa, 12 Juli 2022.

Pembangunan Bendungan Sadawarna dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber daya Air yang akan menerapkan tujuh fungsi konsep. 

Pertama, selama tahap konstruksi Bendungan Sadawarna memiliki laboratorium mekanika tanah dan geoteknik secara mandiri. Sehingga mampu mengurangi waktu pengetesan laboratorium.

Kedua, bendungan ini akan dioptimalkan sebagai sumber pembangkit tenaga surya (PLTS) sehingga tidak hanya memiliki manfaat ketahanan pangan tapi juga kemandirian energi operasional.

Ketiga, bendungan ini akan dilengkapi embung kecil sebagai sistem pengelolaan air limpasan dengan mengadopsi konsep natural pond of water treatment. Natural pond tersebut nantinya akan mencukupi kebutuhan air di lingkungan fasilitas untuk UPB bendungan dengan treatment pengelolaan air secara natural menggunakan sejumlah chamber.

Keempat, pada timbunan main dam bendungan akan dilengkapi geomet dan ditanam gebalan rumput untuk penanganan hilir bendungan sehingga lebih natural. 

Kelima, bendungan juga disiapkan koridor sabuk hijau di sepanjang akses jalan lingkar untuk dikelola masyarakat sekitar dalam wadah komunitas peduli bendungan. Nantinya, sabuk hijau berfungsi untuk mempercantik bendungan dan penyerap karbon.

Untuk konsep keenam dan ketujuh berupa pembangunan ornamen spillway dan bangunan pendukung bendungan dengan mengedepankan ornamen seni budaya lokal. Seperti kujang, julang ngapak, dan rumah leuit batu surie yang dipasang di beberapa fasilitas pendukung seperti kantor pengelola, rumah dinas, area parkir, dan lainnya.

Bendungan Sadawarna dibangun dengan dua paket yakni paket pertama dikerjakan dengan kerja sama operasi (KSO) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) - PT Daya Mulia Turangga - PT Barata Indonesia dengan progres 93,76% dan total pembaiayaan keseluruhan Rp2 triliun.

Sedangkan paket pekerjaan II KSO PT Nindya Karya - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan progres capai 87,50%. Sebagai informasi, Bendungan Sadawarna memiliki tinggi 40 meter (m) dan panjang 933 m serta lebar puncak 10 m.