Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya
Nasional

Canggih, Hutama Karya Terapkan Teknologi Ini untuk Kurangi Polusi di PLTU Suralaya

  • PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) terus melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Nasional
Liza Zahara

Liza Zahara

Author

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten.

Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto mengatakan, pembangunan PLTU Suralaya mengadopsi teknologi ultra-super critical dan sistem penanganan polusi gas buang yang canggih.

Penggunaan teknologi tersebut membuat pembangkit ini menghasilkan listrik secara efisien dan cost efficient karena hanya membutuhkan jumlah sedikit batu bara dan fuel oil. Penggunaan batu bara yang sedikit dapat menghasilkan polusi udara yang sedikit dan menjaga lingkungan sekitar.

"Selain itu, gas hasil buangan juga diolah lebih lanjut agar memenuhi standar hidup yang berlaku," kata Ferry dikutip dari keterangan resmi, Senin, 25 Juli 2022.

Hutama Karya menggunakan teknologi ramah lingkungan selama proses pembangunan PLTU Suralaya yang memberikan kelebihan dalam menjaga lingkungan hidup.

Pekerjaan PLTU Suralya ini memiliki kapasitas paling besar dari proyek PLTU lainnya yakni 2x1000 mega watt (MW). Progres pembangunan proyek ini mencapai 42,92% dengan nilai kontrak Rp26 triliun.  

Teknologi Ramah Lingkungan

Selain ultra-super critical, sistem lain yang digunakan adalah electrostatic precipitator, flu gas desulphuration system, dan selctive catalytic conveter yang menangani gas buang yang lebih ramah lingkungan.

Gas buang dari hasil pembakaran akan disalurkan pada sistem tersebut dengan masing-masing fungsi untuk mengurangi kandungan berbahaya di dalamnya seperti Nitrogen, Oksida, Sulphur Oksida, partikulat padat, dan lainnya sampai batas aman atau dihilangkan. 

Kemudian, ada sistem boiler yang digunakan PLTU dilengkapi teknologi Low NOx Burner yang berfungsi untuk mengurangi polusi akibat dari pembakaran batu bara. Teknologi ini menggunakan sistem yang mampu mengontrol campuran udara dan bahan bakar sehingga mampu menghasilkan kandungan bahaya di dalamnya dengan tingkat rendah.

Setelah diproses di boiler, kemudian disalurkan ke selctive catalytic reduction (SCR) system. Pada sistem ini gas buang akan diinjeksi dengan amonia yang membuat gas buang bersih dari kandungan N0x.

Pada PLTU Suralaya ini juga menggunakan elctrostatic precipitator (ESP) yang dapat menyaring partikulat padat hasil pembakaran batu bara agar tidak terbuang ke udara sehingga mampu mejaga kebersihan udara di sekitarnya.

Kemudian untuk menetralkan kandungan SO2 PLTU ini menggunakan sistem flue gas desulphuration system dengan menyemprotkan cairan batu kapur untuk mengikat kandungan SO2.