<p>Kereta MRT melintas di jalur kawasan Lebak Bulus, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Canggih.. MRT Jakarta Bakal Sulap Stasiun Jadi Kawasan TOD

  • Stasiun MRT Lebak Bulus, Fatmawati, dan Blok M-ASEAN, akan dikembangkan sebagai kawasan terintegrasi.

Nasional
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 15 tahun 2020, yang menunjuk PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta untuk mengelola kawasan transit oriented development (TOD) di sejumlah daerah. Proyek kawasan terintegrasi itu akan mulai dibangun tahun 2020 ini.

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pembangunan tersebut dan segera merampungkan pembentukkan anak usaha yakni PT Integrasi Transit Jakarta yang akan menggarap proyek itu.

“Jadi, tahun ini akan segera dimulai dan berkeja sama dengan para pengembang terutama di ketiga kawasan TOD yang sudah terbit Pergubnya. Mulai dari Lebak Bulus kemudian Fatmawati dan Blok M-ASEAN,” kata pria yang akrab disapa Kamal kepada reporter TrenAsia.com, Selasa, 7 Juli 2020.

Kamal menuturkan ketiga kawasan TOD itu akan mengusung konsep atau tema yang berbeda di setiap wilayahnya. Tema tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah dan pengembangan infrastrukturnya.

Lebak Bulus

Untuk kawasan TOD Lebak Bulus akan mengadopsi tema “Gerbang Terminus Selatan Jakarta.” Artinya di ujung perbatasan Jakarta ini kawasannya harus terintegrasi. Adapun, panduan rancang kota kawasan ini ditetapkan melalui Pergub Nomor 57 Tahun 2020.

Pada kawasan ini terdapat 200.000 meter persegi lahan pengembangan fungsi campuran, taman dan ruang terbuka 1,5 hektare, ruang teduh publik 78.404 meter persegi, serta area PKL (pedagang kaki lima) 5.000 meter persegi.

Selain itu, juga terdapat tujuh titik park & ride yang menyediakan tambahan 1.500 lahan parkir. Hal ini mendukung Lebak Bulus sebagai pemberhentian terakhir MRT Jakarta dengan mengakomodir perpindahan moda transportasi dari kendaraan pribadi menuju MRT Jakarta.

Fatmawati

Pada kawasan TOD Fatmawati, tema yang diusung adalah “Ruang Atas Dinamis.” Panduan rancang kota kawasan ini ditetapkan melalui Pergub Nomor 56 Tahun 2020. Dalam pembangunan kawasan TOD ini lahan yang disiapkan seluas 460.000 meter persegi untuk pengembangan area campuran.

Kemudian, akan dibangun 12 fasilitas bike sharing, taman dan ruang terbuka hijau seluas 0,5 hektare, area tepian sungai 13.960 meter persegi yang juga dapat dikembangkan sebagai area pedestrian.

Blok M-ASEAN

Tema yang dikembangkan untuk kawasan TOD Blok M-ASEAN yaitu “Green Creative Hub.” Dengan mengusung tema ini, PT MRT bakal mengembalikan daerah itu sebagai kawsan yang hijau.

Nantinya, akan ada penambahan 470.000 meter persegi untuk area pengembangan campuran, seluas 31.718 meter persegi untuk area aktifitas informal. Area ini nantinya akan mengakomodir para pedagang kaki lima maupun para pengemudi ojek online.

Selain ketiga kawasan tersebut, daerah Dukuh Atas dan Istora Senayan rencanya juga akan dikembangkan sebagai kawasan TOD. Namun, kedua kawasan ini masih dalam pembahasan dan belum resmi diputuskan.

“Harapannya sebentar lagi seperti Istora Senayan dan Dukuh Atas, Pergub rancangan kotanya juga bisa diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tentunya nanti dengan tema yang berbeda. Jadi, setiap pengembangan kawasan TOD ini betul-betul didesain sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah tersebut dan pengembangan infrastrukturnya,” ungkapnya.

Kamal menyebutkan untuk kedua kawasan tersebut temanya akan mengarah kepada central business district. “Untuk Istora Senayan lebih ke pengembangan pusat ekonomi, kalau Dukuh Atas selain pusat bisnis juga untuk menjadi titik simpul transportasi, karena di sana kan ada banyak moda transportasi bertemu,” katanya.

Dikatakannya, dalam pembangunan tahap pertama ini pihaknya akan memprioritaskan untuk pembangunan di interkoneksi seperti penghubung antar stasiun MRT, antara stasiun MRT dengan transportasi publik lainnya, ataupun dengan properti yang dikembangkan di kawasan stasiun. (SKO)