Capai Rp7.888,6 Triliun, Uang Beredar dalam Arti Luas (M2) Tumbuh 0,4 Persen di Juni 2022
- Secara tahunan (year-on-year/yoy), uang beredar dalam arti luas mencatat pertumbuhan 10,6% sementara pada Mei 2022, pertumbuhannya ada di level 12,1% yoy.
Nasional
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2022 di posisi Rp7.888,6 triliun atau tumbuh 0,4% dari bulan sebelumnya di angka Rp7.854,8 triliun.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), uang beredar dalam arti luas mencatat pertumbuhan 10,6%, melambat dibandingkan pada Mei 2022 yang pertumbuhannya ada di level 12,1% yoy.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 16,6% yoy dan uang kuasi sebesar 3,3% yoy.
Pertumbuhan M1 pada bulan Juni 2022 terutama ditopang oleh giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Giro rupiah tumbuh 29,6% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 32,6% yoy.
Dana float uang elektronik pada Juni 2022 tercatat sebesar Rp9,5 triliun dengan pangsa 0,2% terhadap M1, tumbuh 17,4% yoy.
Untuk diketahui, dana float adalah seluruh nilai uang elektronik yang diterima penerbit atas hasil penerbitan uang elektronik dan/atau pengisian ulang (top up) yang masih merupakan kewajiban penerbit kepada pemegang dan pedagang.
- Tesla Jual 75 Persen Bitcoin Milik Perusahaan, Tren Kenaikan Aset Kripto Big Cap Berakhir
- B Capital Group Siap Suntikkan Dana Rp3,7 Triliun untuk Start Up di AS dan Asia
- Progres Jalan Tol Binjai - Pangkalan Brandan Capai 54 Persen, Ditarget Rampung Tahun Depan
Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,1% terhadap M1, tercatat angka Rp2.167,4 triliun atau tumbuh 11,2% yoy.
Lalu, peredaran uang kartal pada Juni 2022 tercatat sebesar Rp815,4 triliun atau tumbuh 10,3% yoy.
Uang kuasi dengan pangsa 42,6% dari M2 tercatat sebesar Rp3.356,9 triliun pada Juni 2022, dan seperti yang disebutkan di atas, mengalami pertumbuhan 3,3% secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan Mei 2022 di persentase 4,6% yoy.
Perlambatan uang kuasi utamanya disebabkan oleh komponen simpanan berjangka dan giro valuta asing yang masing-masing mencatat pergerakan -1% yoy dan 21,1% yoy.
Kontraksi pada simpanan berjangka sejalan dengan perkembangan suku bunga yang ditawarkan. Sementara itu, pertumbuhan tabungan lainnya mengalami peningkatan, dari 18,6% yoy pada bulan Mei menjadi 20,2% yoy pada bulan Juni.
Selanjutnya, komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3% terhadap M2 tumbuh 50,7% yoy, meningkat dari bulan Mei yang mencatat pertumbuhan 45,5% yoy kaerna peningkatan surat berharga jangka pendek yang dimiliki oleh lembaga keuangan nonbank.
- Unik! Sinar Mas Land Bangun Jalan dari Aspal Campuran Sampah Plastik di BSD City
- Garuda Indonesia Telan Rugi Rp62 Triliun pada 2021
- Baru 6 Bulan, SKK Migas Raup Penerimaan Rp140 Triliun
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan M2 di bulan Juni 2022 dipengaruhi oleh akselerasi penyaluran kredit dan perkembangan keuangan pemerintah.
BI mencatat, penyaluran kredit-kredit pada Juni 2022 tumbuh 10,3% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya di level 8,7% yoy seiring dengan penguatan penyaluran kredit produktif dan konsumtif.
Keuangan pemerintah mengalami kontraksi, terindikasi dari tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat yang menyusut 14% yoy, berbalik arah dari pertumbuhan pada Mei 2022 sebesar 3,9% yoy.
Perkembangan itu didorong oleh meningkatnya kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat sebesar 24,4% yoy.
"Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 1,7% yoy, membaik dibandingkan dengan kontraksi sebesar 2,9% yoy pada bulan sebelumnya," ujar Erwin melalui keterangan resmi, Jumat, 22 Juli 2022.