Capaian Baru, Polusi Udara Jakarta Peringkat Pertama Kota Paling Tercemar di Dunia
- Pengadilan pada saat itu memutuskan Presiden Joko Widodo harus menetapkan standar kualitas udara nasional untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan Menteri Kesehatan serta Gubernur Jakarta harus menyusun strategi untuk mengendalikan polusi udara.
Nasional
JAKARTA - Jakarta mendapatkan predikat sebagai kota paling tercemar di dunia berkat polusi udaranya. Melansir Reuters, pencapaian ini mengalami peningkatan setelah sebelumnya secara konsisten menempati 10 besar kota paling tercemar secara global sejak Mei. Capaian itu melampaui kota-kota besar di Dunia seperti Dubai, Wuhan, Delhi, Mumbai, bahkan Beijing. Data tersebut diutarakan oleh perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir.
Menurut IQAir, Jakarta, yang memiliki penduduk lebih dari 10 juta jiwa, mencatat tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari. Seorang penduduk, Rizky Putra, menyampaikan pada Reuters ia menyayangkan kualitas udara yang semakin memburuk dan membahayakan kesehatan anak-anaknya.
Rizky menyebutkan polusi udara di Jakarta menyebabkan anak-anak menderita sakit dengan keluhan dan gejala yang sama. “Begitu banyak anak yang sakit dengan keluhan dan gejala yang sama seperti batuk dan pilek,” ujarnya.
- Pertamina Satu-satunya Perusahaan Indonesia yang Masuk Fortune Global 500 2023
- Siap-Siap, Tarif Tol Jagorawi dan Tol Sedyatmo Naik Mulai 20 Agustus 2023
- Melantai di Bursa Efek, IPO MUTU Oversubscribed 252 Kali dan Raup Dana Rp101 Miliar
Penduduk Jakarta sendiri sebenarnya sudah lama lama mengeluhkan polusi udara yang berasal dari kemacetan lalu lintas yang parah, asap industri, dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Sebagai usaha warga, pada 2021 lalu ada yang melayangkan gugatan perdata dan memenangkannya yang menuntut pemerintah mengambil tindakan untuk mengendalikan polusi udara.
Pengadilan pada saat itu memutuskan Presiden Joko Widodo harus menetapkan standar kualitas udara nasional untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan Menteri Kesehatan serta Gubernur Jakarta harus menyusun strategi untuk mengendalikan polusi udara.
Walau sudah berusaha hingga pengadilan, Nathan Roestandy, salah satu pendiri aplikasi kualitas udara Nafas Indonesia, menyatakan tingkat polusi di Jakarta justru terus memburuk.
“Kita menghirup lebih dari 20.000 nafas dalam sehari. Jika kita menghirup udara tercemar setiap hari, hal itu dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan paru-paru, bahkan asma. Hal tersebut dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak atau bahkan kesehatan mental,” ujarnya Rabu, 9 Agustus 2023 lalu .
Presiden Joko Widodo menyebutkan salah satu solusi mengurangi polusi udara di Jakarta adalah dengan memindahkan ibu kota negara ke Nusantara yang saat ini sedang dalam pembangunan, seperti yang diungkapkan Reuters 8 Agustus 2023. Hal itu karena dengan pemindahan ibu kota, jumlah populasi di Jakarta akan menurun karena setidaknya 16.000 pegawai negeri sipil, militer dan polisi akan pindah ke ibu kota baru tersebut.