Produksi Kedelai Nasional di Bawah Standar FAO, Ahli Sarankan Pemerintah Konsisten dan Fokus
- Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai nasional hanya mencapai 632.300 ton pada 2020
Industri
Jakarta – Jumlah capaian produksi kedelai nasional masih terbilang sangat rendah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai nasional hanya mencapai 632.300 ton pada 2020. Sementara jumlah impor tahun yang sama mencapai 2.475.286 ton.
Capaian jumlah produksi kedelai nasional ini masih di bawah standar Food and Agriculture Organization (FAO). Menurut FAO, kebutuhan rata-rata masyarakat Indonesia mencapai 3,2 juta ton per tahun. Kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan tersebut memang harus dipenuhi lewat impor.
Menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Indra Setiawan, ia menyatakan kebijakan peningkatan produksi komoditas kedelai perlu diterapkan secara konsisten agar dapat mengurangi ketergantungan impor dan meminimalisir dampak fluktuasi harga yang terjadi di pasar internasional.
- Gurita Bisnis 10 Konglomerat Indonesia 2021
- Resmi Tercatat Hari Ini, Investor Eksisting Bukalapak Dilarang Jual Saham Dulu
- Gokil! Kurang dari 5 Menit, Saham Bukalapak (BUKA) Ludes Diborong
“Indonesia harus mengupayakan peningkatan produktivitas kedelai dalam negeri untuk meminimalisasi dampak fluktuasi harga yang terjadi di pasar internasional. Peningkatan produktivitas dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing,” kata Indra Setiawan dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021.
Saat ini, pasokan kedelai Indonesia juga terancam di saat harga kedelai dunia mengalami fluktuasi, sebagaimana diungkapkan Indra.
Penelitian CIPS menunjukkan perlu adanya evaluasi terkait berbagai intervensi yang dilakukan pada budidaya kedelai. Kontribusi pupuk pada produktivitas kedelai tidak terlalu signifikan karena skala budidaya kedelai tidak seluas padi dan jagung, sehingga tidak efisien.
Petani kedelai juga perlu dianjurkan untuk bergabung dalam kelompok tani agar memperoleh akses kepada bantuan dan pendampingan dari pemerintah.
Indra menambahkan, budidaya kedelai pada lahan sawah biasanya dilakukan pada periode Oktober-Desember setelah lahan tersebut ditanami padi sebanyak dua kali pada periode Januari-September. Siklus ini menunjukkan kedelai merupakan tanaman selingan.
Oleh karena itu, meningkatkan luasan areal tanam kedelai di lahan bukan sawah dan perbaikan produktivitasnya penting dilakukan, terutama karena produktivitasnya hanya mencapai 13,18 kuintal per hektar, lebih rendah dibandingkan dengan 17,4 kuintal per hektar bila ditanam di lahan sawah.
Perlu Fokus
Pemerintah dinilai juga perlu fokus mengatasi ketimpangan produktivitas tanaman pangan, termasuk kedelai, antara wilayah Jawa dan luar Jawa, melalui peningkatan teknik budi daya, seperti penggunaan pupuk dan benih unggul, mekanisasi pertanian, dan juga peningkatan akses dan perbaikan jaringan irigasi di luar Jawa.
Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan kedelai secara nasional tetap aman dengan harga yang wajar dan terjangkau di tengah fluktuasi harga kedelai dunia saat ini.
“Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen, sehingga berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan.
Fluktuasi harga ini diharapkan tidak menyurutkan para perajin tahu dan tempe untuk terus berproduksi agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan baik. Untuk itu, Oke mengimbau pelaku usaha tetap tenang.
Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 sebesar 14,33 dolar AS per bushels (Rp8.924 per kg landed price), naik 5,4 persen dibanding sebulan sebelumnya 13,60 dolar AS per bushels (Rp8.526 per kg landed price).
Saat ini, secara umum harga kedelai di tingkat perajin di kota-kota besar dan sentra produksi utama kedelai tetap terjaga sekitar Rp10.000 per kg. Sedangkan ketersediaan stok kedelai secara nasional masih sangat mencukupi dengan jumlah sekitar 610 ribu ton dan cukup untuk tiga bulan mendatang.