Capex Pertamina International Shipping Sentuh Rp45 Triliun hingga 2028
- PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding PT Pertamina (Persero), mengungkapkan akan menggelontorkan belanja modal capex) sebesar US$2 hingga US$3 miliar atau sekitar Rp45,1 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS) untuk lima tahun ke depan hingga 2028.
Korporasi
JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding PT Pertamina (Persero), mengungkapkan akan menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar US$2 hingga US$3 miliar atau sekitar Rp45,1 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS) untuk lima tahun ke depan hingga 2028.
Direktur Utama (Dirut) PIS Yoki Firnandi mengatakan 80% anggaran capex ditujukan untuk melakukan peremajaan armada serta investasi seperti terminal, jasa pelabuhan, dan lainnya.
"Tapi memang mayoritas capex kami saat ini alokasikan khusus untuk pembelian kapal dan pengembangan bisnis," ujarnya saat ditemui di ICE BSD dilansir pada Kamis, 13 Juli 2023.
- Pria Asal Kentucky Temukan 700 Lebih Uang Koin Era Perang Saudara di Ladang Jagung
- Eks Direktur Keuangan Jasindo Divonis 4 Tahun Penjara Buntut Kasus Gratifikasi
- Sumbang Kerusakan Atmosfer, Kapal Dikenai Aturan Emisi Baru
- Festival Musik We The Fest 2023 Usung Zero Waste, Menparekraf Apresiasi Konsep Acara
Tahun ini, PIS berencana akan melakukan sebanyak pembelian 8 kapal. Realisasinya hingga Juli sudah sebanyak 5 kapal. Ia menjelaskan, harga kapal yang dibeliberkisar mulai dari US$7 juta sampai di atas US$50 juta atau Rp750 miliar.
Yuki mengakui industri perkapalan sedang mahal karena kesulitan pasokan kapal dan tingginya harga baja. Maka harapannya dengan hadirnya beberapa kapal hingga saat ini bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Kedepannya kata Yoki, PIS tegah melebarkan sayap bisnisnya tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, namun juga merambah ke Asia Pasifik dan Timur Tengah. Dan juga membidik pasar Eropa.
PT Pertamina International Shipping (PIS) sub holding PT Pertamina (Persero) tengah mempersiapkan diri untuk rencana Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 2 hingga 3 tahun kedepan. Hingga saat ini perseroan tengah memastikan bagaimana bisnis perusahaan bisa bertumbuh, memiliki perencanaan yang jelas, dan transformasi secara internal.
Transformasi akan lebih dahulu dilakukan dengan mematangkan prospek bisnis yang akan dilihat para calon investor, termasuk lini bisnis serta area atau cakupan bisnis yang belum di kembangkan. Sayangnya Yoki belum dapat membeberkan proyeksi dana segar yang bisa diraup perusahaan melalui IPO serta rencana penggunaan dananya. Namun yang jelas dana ini akan diutamakan untuk pengembangan bisnis perseroan kedepan.