Logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

CAR Tembus 24,9 Persen, BRI Pede Bagikan Dividen Jumbo Selama 4 Tahun ke Depan

  • Hingga Maret 2023, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio permodalan BRI tercatat mencapai sebesar 24,9%
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Fundamental keuangan yang kuat membuat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjamin kemampuan untuk membagikan dividen jumbo bahkan hingga empat tahun ke depan. 

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, permodalan emiten bersandi BBRI tersebut sangat cukup. Hingga Maret 2023, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio permodalan BRI tercatat mencapai sebesar 24,9%. Angka tersebut jauh melampaui ketentuan Basel III, yakni 17%.

Menurutnya, apabila setiap tahun rasio permodalan BRI berkurang 2% untuk tumbuh, maka artinya perusahaan masih memiliki ruang untuk tidak menahan laba untuk mempertebal permodalan hingga empat tahun ke depan. Sehingga laba BRI pun dapat digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham.

“Berapa pun labanya harus dibagi dalam bentuk dividen,” kata Sunarso, Selasa 23 Mei 2023.

Kinerja Keuangan BRI

Seperti diketahui, dari laba bersih yang dikantongi BRI sepanjang 2022 yang mencapai senilai Rp51,4 triliun, sebanyak 85% di antaranya atau Rp43,94 triliun dibagikan dalam bentuk dividen.

Kemudian jika menilik pembagian dividen tahun sebelumnya, BRI membagikan dividen tunai tahun buku 2021 kepada pemegang saham sebesar Rp26,4 triliun atau sekurang-kurangnya Rp174,23 per lembar saham. Jumlah ini setara 85% dari total laba BRI.

Dengan rasio permodalan tersebut, tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) mencapai 3,28% dan tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) sebesar 21,18%.

Berlanjut di kuartal I-2023, dalam periode ini BRI mengantongi laba bersih senilai Rp15,56 triliun, naik 27,43% year on year (yoy). Laba bersih bank plat merah yang fokus pada segmen UMKM ini terdorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang sebesar 7,79% yoy menjadi Rp32,77 triliun.

Selain itu, laba BRI juga didorong oleh pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang naik 11,42% yoy menjadi Rp5,07 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.

Pertumbuhan pendapatan itu diikuti dengan efisiensi yang dilakukan BRI. Hal ini terlihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 68,26% per kuartal I-2022 menjadi 64,47% pada kuartal pertama tahun ini. 

Adapun total kredit yang disalurkan bank mencapai Rp1.180,1 triliun per kuartal I/2023, naik 9,7% yoy. Aset bank pun naik 10,46% yoy menjadi Rp1.822,97 triliun. Pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) bank senilai Rp1.255,45 triliun, naik 11,44% yoy. Bila dirinci, dana murah atau current account savings account (CASA) BRI naik 13,01% yoy menjadi Rp810,09 triliun.