Grounding, Earthing
Gaya Hidup

Cara Hidup 'Slow Living' Bisa Bikin Bahagia, Ini Caranya

  • slow living sering digambarkan sebagai seni menjalani hidup dengan santai dan memutuskan untuk menggunakan waktu dengan lebih bermakna.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Stress, cemas, dan depresi menjadi masalah kejiwaan yang sering dihadapi masyarakat saat ini. Sejumlah orang menerapkan berbagai cara untuk terhindar dan terlepas dari masalah kejiwaan yang sering menghantui. 

Cara hidup Slow living mulai banyak diperbincangkan. Pasalnya, metode ini dinilai dapat menjadi solusi untuk permasalahan yang kerap dirasakan orang di masa kini. Selain itu, slow living juga dinilai bisa membuat hidup seseorang lebih bahagia

Dikutip dari Very Well Mind, slow living sering digambarkan sebagai seni menjalani hidup dengan santai dan memutuskan untuk menggunakan waktu dengan lebih bermakna. 

Tchiki Davis, MA, PhD, seorang konsultan dan pakar kebahagiaan menulis untuk Berkeley Well-Being cara melakukan slow living yang benar menurut penelitian. 

1. Visualisasikan Diri di Suatu Tempat yang Damai

Davis menyarankan cara ini untuk dilakukan terutama ketika Anda merasa kesulitan untuk memperlambat pikiran. Bayangkan Anda sedang berada di tempat yang menenangkan seperti pegunungan, pantai, atau bersama keluarga. 

Tarik napas dalam-dalam dan coba rasakan seperti apa rasanya berada di tempat yang menenangkan itu. Penelitian pada tahun 2009 menemukan bahwa memvisualisasikan diri sedang berada di suatu tempat yang damai dapat memancing rasa tenang yang lebih besar. 

2. Mendengarkan Binaural Beats

Binaural beats adalah fenomena neurofisiologis yang terjadi saat dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda dimainkan pada setiap telinga. Ketika otak mendengarkan dua nada ini, ia menciptakan ilusi persepsi suara baru yang disebut binaural beat. Binaural beats dapat digunakan dalam konteks terapi suara, meditasi, dan relaksasi, serta untuk potensi efek pada kesejahteraan mental dan fisik.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa binaural beats tidak hanya menenangkan dan mengurangi kortisol (hormon stres utama) tetapi juga membantu meningkatkan produktivitas. 

3. Meditasi Mindfulness

Davis berpendapat ketika otak terus memikirkan apa yang harus dilakukan dan mengkhawatirkan masa depan atau merenungkan masa lalu, penting untuk menghentikannya dengan meditasi mindfulness. 

Penelitian yang dilakukan Khoury tahun 2013 menunjukkan bahwa terapi berbasis mindfulness dapat menghasilkan perbaikan pada kecemasan dan depresi.

4. Earthing 

Dilansir dari Healthline, earthing atau grounding adalah teknik terapi dengan melakukan aktivitas yang membuat seseorang kembali terhubung pada bumi. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kontak fisik tubuh manusia dengan bumi memiliki banyak manfaat kesehatan. Salah satunya studi yang dilakukan oleh Lowry  dkk pada tahun 2007. Studi ini menunjukkan bahwa sejenis bakteri di tanah dapat mengaktifkan sel-sel otak yang memproduksi serotonin, zat kimia saraf yang membuat perasaan nyaman. 

Ini artinya melakukan kontak fisik dengan tanah dapat membantu seseorang melawan depresi. 

5. Lebih Sedikit Screentime Ponsel 

Davis menyoroti kebiasaan dimana kita biasanya merasa lelah dan butuh istirahat, namun malah mengambil ponsel dan menelusuri media sosial, berita, atau situs web belanja. 

Semua aktivitas ini membuat kepala kita semakin penuh saat kita mengkonsumsi informasi dalam jumlah banyak di waktu singkat. Ini adalah kebalikan dari slow living.